Terusan Suez macet karena sebuah kapal kargo yang mempunyai panjang kurang lebih 400 meter (panjangnya sama dengan tinggi Gedung Empire State di Amerika Serikat) menutupi terusan tersebut yang lebarnya hanya 200 meter. Bagian depan kapal tersangkut di bagian Timur sedangkan bagian belakangnya tersangkut di bagian barat, sehingga praktis terusan tersebut macet karena tertutup badan kapal jumbo yang berbobot 220 ton tersebut dalam posisi diagonal. Meski yang menutupi cuma satu kapal, tapi karena posisi kapal ini yang melintang menyebabkan tidak ada kapal yang bisa melintasi terusan tersebut, dengan kata lain terusan suez macet parah.
Penyebab. Terusan Suez macet sejak 23 Maret 2021, hari selasa. Hari itu saat kapal kargo milik Evergreen Marine Corp -yang termasuk salah satu kapal kargo terbesar di dunia ini- berlayar melintasi terusan berangkat dari Cina dengan tujuan ke Belanda, ada angin yang kuat membawa debu debu pasir saat kapal melintasi kanal. Saat penuh, kapal kargo ini, Ever Given, dapat membawa 20.000 peti kontainer berukuran 20 kaki, yang ditumpuk dalam 10 atau 11 baris, baik di geladak maupun di palka kapal. Untunglah dalam kejadian itu tidak ada kru kapal yang cedera.
Setelah lima hari, kapal belum juga dapat dikembalikan ke jalur semula. Masih tersangkut dan belum ada perubahan. Jonathan Owens dari sekolah bisnis Salford mengatakan bahwa nilai barang yang melintasi terusan auez sebesar 43 triliun rupiah setiap hari. Lloyd’s List, jurnal dibidang perkapalan mengatakan bahwa insiden ini, yang menyebabkan penutupan sementara terusan Suez akan menimbulkan kerugian sebesar US$ 9 miliar dolar atau sebesar Rp 126 triliun per hari.
“… mungkin butuh waktu berminggu-minggu, tergantung kondisinya,” kata Peter Berdowski, CEO Boskalis, sebuah perusahaan dari Belanda yang mencoba membebaskan kapal dari kondisi tersangkut. Di bagian haluan kapal yang terbentur ke dinding kanal, difungsikan sebuah ekskavator yang menggali ke bagian dalam kanal. Sementara kapal keruk dikerahkan untuk membersihkan lumpur di sekitar kapal dari terusan yang dalamnya 24 meter ini. Ada juga sembilan kapal tunda, yang ditempatkan di sisi-sisi kapal untuk menarik kapal ketika waktunya tepat agar kapal dapat kembali mengapung.
Terusan Suez atau Qanā al-Suways, resmi beroperasi pada tahun 1869. Terusan ini mempunyai panjang 163 kilometer yang waktu pengerjaannya dilakukan dalam waktu 10 tahun. Terusan ini ada di Mesir. Ia menghubungkan Asia dan Eropa melalui jalur air, tanpa harus mengelilingi benua Afrika.
Kegagalan eksekusi. Kasus ini menunjukkan kepada kita bahwa meski kita telah paham dan terbiasa di suatu bidang, kita tidak boleh lengah. Jika dilihat lamanya Terusan Suez beroperasi, pastilah para pengelola terusan ini mempunyai pengalaman yang lebih dari cukup untuk menangani kejadian seperti badai pasir yang diakibatkan oleh angin yang kencang. Tapi siapa yang mengira, kencangnya hembusan angin dan tingginya kontainer yang disusun, ketika bertemu di udara menyebabkan tumpukan kontainer ini berfungsi sebagai laiknya layar yang menggerakkan kapal. Itulah sebabnya kapal kandas menghantam pinggiran terusan. Sumber ngatakan kecepatan angin saat itu 50 km per jam. Tapi dengan berat kapal yang 220 ton atau 220.000 kilo!, maka akan sulit untuk menghentikan ketika benda sebesar itu sudah bergerak. Dan, akibatnya bisa kita lihat hari ini. Sudah lima hari kapal belum juga bisa ditarik kembali ke perairan terusan. Sudah lima hari ada ratusan kapal yang mengantri di kedua pintu masuk terusan. Dan sudah berapa kerugian yang timbul jika diakumulasikan? sumber gambar: dw