Wae Rebo, Desa Terindah di Atas Awan

Wae Rebo, Desa Terindah di Atas Awan

Wae Rebo? mungkin masih cukup asing di telinga. Padahal dalam beberapa tahun terakhir tempat ini banyak diperbincangkan dan membuka mata dunia pariwisata internasional. Wae Rebo adalah desa terpencil yang berada di atas pegunungan. Tempat ini berada di ketinggian 1.200 mdpl dan jauh dari peradaban modern.

Berjarak sekitar 83km dari Pulau Flores, desa ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Berada di ketinggian membuat pesona pagi hari di tempat ini begitu berbeda. Ketika pagi awan akan berarak di bawah pegunungan. Maka tak heran tepat ini juga dijuluki sebagai desa di atas awan.

Namun untuk bisa menikmati keindahan desa ini secara langsung diperlukan perjuangan yang tidak mudah. Pengunjung harus berjalan menyusuri pegunungan selama berjam-jam lamanya untuk mencapai desa. Hal itu karena menang lokasinya yang sangat terpencil.

Desa Orang Minang di Pegunungan Flores

Sebelum membahas lebih jauh ternyata desa ini punya sejarah yang sangat menarik. usut punya usut ternyata desa ini adalah desanya orang Minang. Fakta yang tentu sangat mengagetkan. Bagaimana orang Minang yang merupakan suku asli Sumatera Barat bisa membangun peradaban di tempat terpencil di Pulau Flores.

Menurut penuturan warga, di desa ini dulunya nenek moyang mereka berlayar menggunakan kapal dari pulau Sumatera. Hingga sampailah mereka ke Pulau Flores. Nenek moyang mereka bernama Empo Maro. Empo Maro berlayar bersama saudaranya yang bernama Bimbang. Akhirnya mereka berlabuh di daerah Nangapaang.

Kemudian Empo Maro dan Bimbang berjalan menuju ke utara dan sampailah ke sebuah daerah bernama Todo. Lalu mereka mendirikan kediaman di kawasan Golo Pando yang kemudian diubah namanya menjadi Wae Rebo.

Secara administratif desa ini berada di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Letaknya di sebelah barat daya Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Yang menarik juga adalah bahwa desa ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Desa ini mendapatkan penghargaan Warisan Budaya Asia-Pasifik UNESCO. Penghargaan tersebut adalah hasil dari upaya masyarakat setempat yang masih terus mempertahankan budaya turun temurun salah satunya adalah bentuk rumah yang unik.

Keunikan Rumah Mbaru Niang di Desa Wae Rebo

Selain pemandangannya luar biasa karena berada di atas gunung, hal indah lainnya dari desa ini adalah bentuk rumahnya. Di desa ini rumahnya berbentuk kerucut dengan tinggi sekitar 15 meter. Rumah ini terbuat dari kayu worok dan beratap dari daun lontar.

Meski terlihat sederhana namun ketika masuk ke dalam ternyata rumah ini memiliki lima lantai. Setiap lantai memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu:

  1. Lantai pertama (Lutur) digunakan untuk berkumpul bersama keluarga
  2. Lantai kedua (Lobo) berguna sebagai loteng untuk menyimpan bahan makanan
  3. Lantai tiga (Lentar) digunakan untuk menyimpan benih-benih pertanian seperti padi, jagung dan kacang-kacangan
  4. Lantai keempat (Lampae Rae) untuk stok pangan ketika terjadi kekeringan
  5. Lantai lima (Hekang Kode) untuk tempat sesajen kepada leluhur.

Rumah Mbaru Niang ini hanya ada di desa Wae Rebo dan tidak ditemui di tempat lain. Itu juga yang membuatnya pernah masuk nominasi penghargaan Aga Khan untuk kategori arsitektur. Di Desa Wae Rebo terdiri dari 7 rumah adat Mbaru Niang. Setiap rumah diisi oleh 6-8 keluarga. Bagi pengunjung yang datang nantinya juga akan menginap di rumah tersebut. Sehingga selain berwisata, juga akan terjalin keakraban antara pengunjung dengan warga asli Desa Wae Rebo.

Perjuangan Mencapai Desa

Desa Wae Rebo berada di kawasan pegunungan sebelah barat daya Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Bukan perkara mudah untuk dapat mencapai desa ini. Hal itu karena setiap orang yang ingin berkunjung harus menyusuri jalur hutan dan naik turun gunung serta lembah.

Pinterest.com/thedorie.com

Memang hanya ada satu akses menuju ke desa ini dan tidak ada piilihan lain. Sehingga jika ingin berkunjung pastikan memiliki fisik yang kuat dan setidaknya punya pengalaman mendaki gunung.

Tak hanya trekkingnya saja, namun untuk mencapai titik awal pendakian juga sudah terasa melelahkan. Sebabnya pengunjung harus beberapa kali ganti kendaraan dan melalui perjalanan berjam-jam lamanya.

Pertama-tama harus menuju Labuan Bajo. Kemudian dari Labuan Bajo lanjut naik mobil ke Des Denge. Desa tersebut adalah desa terakhir sebelum trekking ke Wae Rebo. Dari Labuan Bajo ke Desa Denge dibutuhkan perjalan sekitar 3 jam dengan jalur pedesaan khas Nusa Tenggara Timur.

Dari titik awal trekking ke Desa Wae Rebo memiliki jarak kurang lebih 7km. Jalurnya masih sangat asri dengan pepohonan yang masih sangat rindang. Pengunjung harus menyusuri hutan, menaiki jalur curam berbatu yang menyiksa. Belum lagi jika cuaca tiba-tiba berubah mendung dan hujan. Hal itu tentu membuat tak hanya fisik, tapi mental juga sangat diuji.

Perjalanan menuju Desa Wae Rebo dapat ditempuh kurang lebih 4-6 jam jika berjalan santai dan tidak terlalu banyak beristirahat. Meski melelahkan namun setiap wisatawan akan merasakan pengalaman yang sangat luar biasa. Suara burung dan aneka satwa akan menemani sepanjang perjalanan. Keindahan bukit-bukit menjulang juga sangat memanjakan mata.

Ketika sudah mencapai setengah perjalanan desa ini sudah akan terlihat dari kejauhan. Rasa lelah seakan berganti menjadi semangat untuk segera mencapai desa dan bertemu dengan para penduduk asli.

Belajar Kesederhanaan dan Mencintai Alam

Selain wisata petualangan, dengan berkunjung ke Desa Wae Rebo pengunjung akan belajar tentang kesederhanaan. Tidak ada penginapan khusus di desa ini sehingga untuk tidur wisatawan akan berbaur di Rumah Mbaru Niang seperti layaknya warga asli.

Di desa ini juga tidak ada sinyal hp. Jadi cocok sekali menjadi pelarian sejenak bagi yang terlalu kecanduan menggunakan smartphone. Pengunjung juga bisa bermain dan membaur bersama dengan anak-anak sekitar yang hidupnya masih jauh dari kata modern.

Yang istimewa adalah pesona pagi hari dari desa ini. Lautan awan terlihat berarak di bawah Desa Wae Rebo. Langit jingga yang menandai terbitnya matahari menjadi pemandangan yang sangat memukau. Inilah kenapa Wae Rebo layak dijuluki sebagai desa terindah di Indonesia.

Sumber:

Sumber artikel & foto:indonesiatravel, discoveryouindonesia, wikipedia, pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published.