Pengawasan dalam sistem manajemen tak terlepas pada perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimpinan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Pengawasan dalam sistem managemen sangat perlu dilakukan, agar rangkaian kegiatan yang direncanakan dapat memenuhi target yang diinginkan. Pengawasan biasanya dilakukan oleh manager pada sebuah organisasi.
Menurut Terry (dalam Wijaya & Rifai: 2016) pengawasan merupakan usaha sistematis dalam menentukan apa yang telah dicapai yang mengarah kepada penilaian kinerja dan pentingnya mengoreksi atau mengukur kinerja yang didasarkan pada rencana-rencana yang ditetapkan sebelumnya.
Ada pula pengertian lain dari pengawasan yaitu sebagai suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang ditentukan (Handayaningrat :1994). Dapat disimpulkan bahwa Pengawasan merupakan kegiatan manajemen yang dilakukan dengan metode perencanaan melalui tindakan-tindakan yang sesuai rencana agar tercapainya tujuan tujuan yang diinginkan.
Agar tujuan dalam pengawasan dapat tercapai, dapat dilakukan hal hal (Nashar: 2013) sebagai berikut:
(1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Ini penting agar di kemudian hari kita dapat mempelajari hal hal apa saja yang menentukan dalam suatu pencapaian target. Misalnya, tahun lalu kita berhasil melakukan penambahan jumlah pelanggan secara signifikan sehingga laba perusahaan meningkat. Maka keberhasilan ini perlu kita evaluasi agar dapat di duplikasi di area bisnis yang yang lain.
(2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. Ini penting agar terjadi transparansi akan kejadian yang ditemukan. Misal dalam penambahan jumlah pelanggan di contoh sebelumnya, di deteksi ada pelanggan fiktif. Pelanggan ini direkrut oleh pihak ketiga di beberapa wilayah kerja. Maka hal ini perlu diklarifikasi dan diselesaikan agar tidak terjadi desas desus yang meresahkan.
(3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis. Ini penting untuk memberikan alternatif ketika solusi utama yang direncanakan ternyata tidak sesuai dengan harapan. Misal, lanjutan dari kisah di atas: Penggunaan pihak ketiga, ternyata efektif di kota besar saja. Sementara di pelosok tidak efektif. Maka perlu dicari alternatif solusi dari masalah yang timbul agar target yang ingin di capai di daerah pelosok dapat dicapai sesuai dengan rencana.
Sasaran pengawasan dalam sistem manajemen yang ditujukan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut (Wijaya, Chandra& Muhammad Rifai: 2016):
(1) Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, dijalankan sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan strategi yang dimaksud
(2) Anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatan organisasi benar benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut secara efisien dan efektif,
(3) Para anggota organisasi benar benar berorientasi kepada keberlangsungan hidup dan kemajuan organisasi sebagai keseluruhan dan bukan kepada kepentingan individu yang harus ditempatkan di bawah kepentingan organisasi,
(4) Penyedia dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja diatur sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana tersebut,
(5) Standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal mungkin,
(6) prosedur kerja wajib ditaati oleh semua pihak.
Sumber:
Handayaningrat, S. 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta: CV. Haji Masagung
Wijaya, Chandra, Muhammad rifai. 2016. Dasar- Dasar Manajemen, Medan: Perdana Publising
Nashar. 2013. Dasar- Dasar Manajemen. Pamekasan: Pena Salsabila
gambar: freepik
Penulis: Dinda Ayu Rahardiani