Creative Problem Solving – SCAMPER

Creative Problem Solving – SCAMPER

Berbeda dengan beberapa puluh tahun lalu di mana orang yang paling banyak mengetahui informasi adalah orang yang mempunyai ‘power’, kini mengetahui informasi saja tidak cukup. Karena di era informasi seperti hari ini, setiap hari media menjejali kita dengan pengetahuan yang tak terhingga banyaknya. Sehingga tahu saja tidak cukup karena ada banyak orang lain di luar sana yang tingkat pengetahuannya sama seperti kita. Karena itu, diperlukan kemampuan untuk dapat mengolah informasi itu menjadi sesuatu yang lebih berguna.

Tetapi begitu kita berpikir bahwa kita sudah mengetahui banyak hal, otak kita akan berhenti berpikir. Ketika kita merasa tidak tahu, kita akan berusaha untuk mengisi otak kita dengan segala hal yang ingin kita ketahui.

Rahasia sukses di dunia bisnis sekarang ini adalah bukan dengan seberapa banyak ide yang kita miliki, tetapi dengan seberapa banyak ide baru yang kita bisa wujudkan menjadi kenyataan. Untuk mewujudkannya, Anda bisa menggunakan metode creative problem solving yang sudah banyak terbukti keampuhannya. Salah satu metode yang menarik dalam creative problem solving adalah SCAMPER.

SCAMPER adalah tools yang bisa dipergunakan dalam problem solving yang alurnya di buat berdasarkan benda / sesuatu yang telah ada, lalu di modifikasi menjadi sesuatu yang baru. Jadi, kita tidak dapat membuat sesuatu yang benar-benar baru dengan SCAMPER, ia hanya membuat sesuatu lebih baik dari benda yang dijadikan acuan. SCAMPER merupakan singkatan dari:

* S = Substitute
* C = Combine
* A = Adapt
* M = Magnify
* P = Put to Other Uses
* E = Eliminate (or Minify)
* R = Rearrange (or Reverse)

Untuk menggaunakan tools ini, pertama-tama kita harus mendefinisikan masalah yang ingin kita pecahkan atau ide yang akan kita kembangkan. Kabar baiknya: ide atau masalah itu bisa apa pun! Kemudian, kita bisa menggunakan checklist SCAMPER untuk memudahkan kita untuk mencari solusinya.

Contoh: “Bagaimana caranya agar penjualan saya meningkat?”

* S (Substitute): “Apakah saya bisa menggantinya dengan yang lain?”
* C (Combine): “Apakah saya bisa menggabungkannya dengan penjualan produk lain?”
* A (Adapt): “Apa ada yang bisa saya tiru / adaptasi dari proses penjualan lain yang sudah sukses?
* M (Magnify): “hal apa yang bisa saya besarkan / fokuskan dalam menjual?”
* P (Put to Other Uses): “Apakah bisa digunakan untuk yang lain?”
* E (Eliminate): “Apa yang bisa dikurangi / dihilangkan dari proses penjualan?”
* R (Rearrange): “Apakah cara menjual saya yang harus diubah?”
note: akan lebih powerful lagi jika kita menggunakan 5W1H untuk mempertajam pertanyaan yang diajukan (What, Where, When, Who, How)

Dengan pertanyaan-pertanyaan diatas, maka kita akan berfikir lebih sehingga akan memacu otak kita untuk memberikan alternatif solusi yang kita inginkan.

Ray Kroc, telah menerapkan SCAMPER dalam membesarkan Mc Donalds:
– Membuka restoran dan hamburger plus investasi di bidang real estate (Put to Other Uses)
– Konsumen membayar terlebih dahulu sebelum makan (Rearrange)
– Membiarkan konsumen melayani dirinya sendiri dari pada menggunakan pramusaji (eliminate)

gambar: anghammohammad.blogspot.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.