Buku Eksekusi: Execution

Buku Eksekusi: Execution

Buku eksekusi yang mempopularkan tentang eksekusi salah satunya diterbitkan tahun pada 2002 dengan judul Execution: The Discipline of Getting Things Done ditulis oleh Larry Bossidi, Ram Charan dan Charles Burk. Buku ini merupakan hasil pemikiran dan pengalaman mereka bahwa eksekusilah yang membedakan sebuah perusahaan yang sukses dengan perusahaan yang tanggung atau gagal. Menurut buku ini: Eksekusi adalah sebuah proses sistematis membahas bagaimana dan apa secara ketat, mengawasi secara cermat, dan memastikan akuntabilitas.

Ada 3 proses inti eksekusi, yaitu: Strategi, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Operasi

Contoh: Jika Anda adalah seorang pelatih sepakbola, maka Anda harus punya strategi untuk memenangkan tim Anda. Tidak hanya asal main bukan. Berikutnya untuk memperbesar peluang kemenangan maka Anda merekrut pemain-pemain terbaik (SDM). Cukup? Tidak! Anda harus turun langsung melatih mereka. Membuat parameter-parameter kemajuan dan memonitornya dengan baik.

Proses ini tidak bisa didelegasikan.

Nah, untuk memahami eksekusi, menurut Execution, kita perlu memahami 3 poin kunci berikut:

  1. Eksekusi adalah sebuah disiplin. Tidak ada sebuah strategi yang bisa dijalankan tanpa menimbang kemampuan untuk menjalankannya. Artinya, ketika kita membuat strategi, kita sudah harus menilai bahwa kita mempunyai kemampuan untuk mengeksekusi hal tersebut. Jika ada yang belum kitya kuasai atau kita punyai, maka harus kita masukkan ke dalam strategi sebagai salah satu faktor penting sebagai salah satu syarat keberhasilan.
  2. Eksekusi adalah tugas pemimpin bisnis. Tidak benar anggapan bahwa pemimpin bisnis dibebaskan dari hal-hal operasional perusahaan. Ini cara yang nyaman memandang kepemimpinan. Mungkin itu sebabnya banyak orang berlomba menjadi pemimpin. Maunya enak, tinggal tunjuk sana-sini tapi tidak pernah memastikan eksekusi yang dijalankan sudah berjalan baik atau asal-asalan. Pokoknya asal bawahan bilang sudah dijalankan,ia percaya saja. Percaya bagus, tapi kita jug aperlu memastikan secara metodologi semua checklist sudah dijalankan. Karena, tidak ada bedanya antara pemimpin bisnis dengan pelatih sepak bola. Ia harus turun langsung.
  3. Eksekusi wajib menjadi inti budaya. Eksekusi bukanlah program yang dilakukan sambil lalu. Ia wajib menjadi elemen budaya jika ingin memberikan dampak yang langgeng. Ia harus dilekatkan ke dalam reward system dan norma perilaku yang dijalankan semua orang. Ia akan efektif jika dilakukan secara terus-menerus. Jika hanya sekedar seremonial saja, percayalah, bergitu program selesai, maka selesai juga kehebohan implementasinya.

Sumber: Win Your Life. Penulis: Iwan Pramana, Indra Budiman, Yanuar Hamzah. Gambar: crazyegg.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.