Thomas-Kilmann model atau Thomas-Kilmann Conflict Mode Instrument (TKI) adalah model yang dikembangkan oleh Kenneth W. Thomas dan Ralph H. Kilmann untuk melihat bagaimana seseorang mengambil sikap / berperilaku akan konflik yang terjadi yang melibatkan dirinya. Karena tidak ada dua individu yang persis sama baik dalam hal keinginan atau pun yang lain, maka konflik adalah hal alamiah yang bisa terjadi ketika kita berinteraksi dengan orang lain.
Thomas-Kilmann model ini banyak digunakan untuk melakukan penilaian mengenai konflik lebih dari 30 tahun. Biasanya banyak digunakan untuk keperluan HR (Human Resources) dan Pengembangan Organisasi (Organizational Development) sebagai jembatan untuk membahas isu-isu kritis yang berhubungan dengan hubungan antar individu, kelompok dan organisasi dalam jangka panjang. Hingga hari ini, lebih dari 7 juta TKI telah dipublikasikan sejak 1974 dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Thomas-Kilmann model di desain untuk melihat perilaku orang dari dua sisi ketika konflik terjadi. yang pertama adalah assertiveness– mengukur seberapa besar tingkat seseorang mengutamakan kepentingan dirinya saat konflik terjadi. Yang kedua adalah cooperativeness– mengukur seberapa besar seseorang mengutamakan kepentingan orang lain dalam situasi konflik yang terjadi.
Berdasarkan kedua ukuran tersebut, ada lima perilaku Thomas-Kilmann Model ketika seseorang mengalami konflik yaitu:
1. Kompetisi (Competing)
Kompetisi adalah kombinasi dari asertif dan un-kooperatif. Posisi ini menunjukkan seseorang yang mengutamakan dirinya sendiri lebih besar di banding mengutamakan kepentingan orang lain. Di posisi ini seseorang akan menggunakan segala kekuatan, kemampuan dan sumber daya yang ada untuk mempertahankan posisinya dan meraih kemenangan.
2. Akomodasi (Accomodating)
Akomodasi adalah kombinasi dari un-asertif dan kooperatif. Dalam posisi ini, seseorang mengorbankan kepentingan dirinya untuk memenuhi kepentingan dan keinginan orang lain. Pada posisi ini, seseorang mengalah walaupun sebenarnya ia ingin hal yang lebih baik.
3. Menghindar (Avoiding)
Menghindar adalah un-asertif dan un-kooperatif. Orang di posisi ini tidak memperjuangkan keinginannya sendiri maupun orang lain. Intinya, dia tidak mau terlibat dalam konflik. Di tahap awal orang pada posisi ini menggunakan diplomasi untuk menunda isu yang dibahas beberapa saat. Kemudian ia akan menghindar dan pergi di saat yang tepat.
4. Kolaborasi (Collaborating)
Kolaborasi adalah posisi asertif dan kolaboratif. Ini adalah lawan dari menghindar. Posisi ini membutuhkan usaha bersama dari kedua belah pihak yang terlibat konflik untuk menemukan apa yang menjadi dasar bersama terlebih dahulu untuk menemukan posisi yang lebih menguntungkan bagi keduanya. Bisa jadi di dalam prosesnya terjadi ketidaksetujuan. Namun, pada akhirnya akan ditemukan hal yang lebih baik bagi keduanya. Ini membutuhkan kesabaran dan kesadaran untuk menghormati pihak lain tanpa mengorbankan kepentingannya sendiri. Inilah kondisi yang ingin dicapai kebanyakann orang saat menghadapi konflik.
5. Kompromi (Compromising)
Kompromi ada di posisi tengah antara Kolaborasi dan Menghindar. Pada posisi terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. Namun, tidak semua keinginan terpenuhi, ada hal yang dikorbankan demi pihak lain. Pihak lain juga mengalami kondisi yang sama. Ada konsesi yang ditawarkan dan diterima oleh masing-masing pihak.
Setiap dari kita mempunyai kapasitas untuk dapat menggunakan lima Thomas-Kilmann Model di atas. Tidak ada gaya yang ideal dan terbaik untuk menghadapi konflik yang kita temui. Belajar memahami ke lima gaya ini akan memudahkan kita untuk menggunakannya di saat yang tepat saat konflik terjadi.
Sumber: kilmanndiagnostics.com
Thomas-Kilmann Model