Eksekusi Dulu, Strategi Kemudian

Eksekusi Dulu, Strategi Kemudian

Eksekusi Dulu, Strategi Kemudian (Execution First and Strategy Second) dipaparkan oleh Rosabet Moss Kanter, seorang profesor di Harvard Business School, ketua serta direktur Harvard Advanced Leadership Initiative. ia mengatakan, “Strategi tidak pernah unggul dalam dirinya sendiri; ia dibentuk, ditingkatkan atau dibatasi oleh implementasi / eksekusi. Para pemimpin top dapat menyediakan framework dan tools bagi sebuah tim, tetapi permainan dimenangkan di lapangan saat eksekusi dilakukan. Ketika sebuah strategi terlihat cemerlang, itu karena kualitas eksekusi.”

Selama karirnya sebagai pengajar eksekutif di Harvard Business School dan mewawancarai para CEO untuk penelitiannya, Kanter mengamati bahwa para pemimpin yang berhasil dalam mengeksekusi strategi yang dimilikinya cenderung berfokus pada empat hal, yaitu:

#1. Question everything. Ketika Apple meluncurkan iPhone pada 2007 dengan AT&T sebagai penyedia layanan eksklusif, raksasa telekomunikasi Verizon memutuskan untuk meluncurkan smartphone sendiri. Mereka harus bergerak cepat. Mempertanyakan semua asumsi yang diajukan untuk mengungguli Apple. Mereka merubah struktur organisasi tradisional yang ada. Dan, mereka tidak melakukannya sendiri. Mereka bekerja dengan Google dan Motorola. Mereka menggunakan kemampuan mitra mereka dan berbagi data. Dengan demikian mereka bisa bekerja di banyak bidang secara bersamaan. Hasilnya: Mereka menciptakan produk unggulan dalam waktu singkat, tepat waktu untuk diluncurkan pada musim liburan 2009. Dalam dua bulan pasca peluncuran, penjualan Droid bahkan melampaui angka peluncuran iPhone.

2. Inform everyone, then empower champions. Eksekusi yang baik ditentukan juga oleh cakupan dan kedalaman dalam menjalankannya. Strategi besar membutuhkan opsi opsi di tingkat operasional. Karena itu, dimulai dengan sesi awareness untuk semua karyawan, sehingga mereka akan tahu apa yang sedang terjadi, sehingga perusahaan dapat memperoleh manfaat dari ide-ide yang disampaikan. Namun, CEO juga memerlukan para champion yang melangkah maju untuk mewujudkan visi dalam aktivitas sehari-hari. Dia yang akan mulai menggulirkan bola salju. Kemenangannya menjadi kisah sukses yang memacu orang lain untuk mengadopsi apa yang telah dijalankannya.

3. Keep relationships tight and rules loose. Pemimpin yang visioner bisa melihat lebih jauh memalui banyak mata. Ini berarti mereka perlu menjaga komunikasi yang baik dengan banyak pihak, termasuk operasional lapangan. Ketika sebuah perubahan dilakukan dan menghadapi banyak tantangan, maka perlu prosedur yang terlalu ketat perlu dilonggarkan sembari membenarkan implementasi di lapangan.

4. Modify quickly. Ketika terjadi ketidak sesuaian antara perencanaan dan eksekusi, maka sang pemimpin harus segera memodifikasi apa yang terjadi dengan cepat. “Try, test, learn, and modify” adalah langkah yang lebih baik dibanding bertahan pada sesuatu yang tidak menghasilkan.

Eksekusi Dulu, Strategi Kemudian. Photo by Isaac Smith on Unsplash

Tagged with

Leave a Reply

Your email address will not be published.