Otak manusia itu luar biasa. Otak terdiri dari 100 milyar sel yang masing-masing terhubung dan berkomunikasi sampai dengan 10.000 dengan sel lainnya. Secara bersama-sama mereka membentuk jaringan yang luas dari satu quadrillion (1.000.000.000.000.000) yang mengatur bagaimana kita berbicara, makan, bernapas dan bergerak.
Para Ilmuwan telah lama mengetahui bahwa garis pembatas neurologis Mason-Dixon membagi otak ke dalam dua wilayah. Dan hingga saat ini pandangan ilmiah tersebut menganggap dua wilayah ini terpisah bahkan tidak sama. Sisi kiri, menurut teori tersebut, adalah belahan yang penting sekali, belahan yang membuat kita menjadi manusia. Belahan kanan bersifat tambahan – bagian sisa, menurut sebagiannya, dari tahap perkembangan, yang lebih awal. Belahan bagian kiri itu rasional, analitis, dan logis – semua yang kita harap ada di dalam sebuah otak. Belahan sebelah kanan bersifat diam, tidak linear, dan naluriah – organ tubuh yang dirancang oleh alam demi satu tujuan yang telah dikembangkan oleh manusia.
Selama masa Hippocrates, para dokter percaya bahwa sisi kiri, sisi yang sama yang menempati hati, adalah belahan yang paling penting. Dan pada tahun 1800-an, para ilmuwan mulai mengumpulkan bukti untuk mendukung pandangan itu. Pada tahun 1860-an, neurologis Perancis Paul Broca menemukan bahwa bagian belahan otak sebelah kiri mengontrol kemampuan untuk mengucapkan bahasa.
Satu dekade berikutnya, neurologis Jerman yang bernama Carl Wernicke membuat penemuan yang sama tentang kemampuan memahami bahasa. Penemuan-penemuan ini membantu menghasilkan silogisme yang sesuai dan meyakinkan. Bahasa adalah apa yang memisahkan manusia dari binatang buas. Bahasa ada di sisi kiri otak. Oleh karena itu, sisi kiri otak adalah apa yang membuat kita sebagai manusia.
Pandangan ini tetap bertahan selama abad berikutnya – hingga seorang profesor Caltech, Roger W.Sperry pada tahun 1950-an mempelajari pasien-pasien yang menderita epilepsi yang mengharuskan penghilangan corpus callosum, ikatan yang tebal dari 300 juta urat otak yang menghubungkan dua belahan otak. Dalam serangkaian eksperimen terhadap pasien-pasien ini, Sperry menemukan bahwa pandangan yang telah mapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Memang otak-otak kita dibagi ke dalam dua bagian. Namun seperti yang ia jelaskan, “Yang disebut belahan subordinat atau minor pada kenyataannya ditemukan sebagai anggota otak yang superior ketika ia melakukan jenis-jenis tugas mental tertentu.” Dengan kata lain otak kanan tidaklah inferior dari otak kiri. Ia hanya berbeda. Belahan otak kiri berpikir secara berurutan, superior dalam analisis, dan menangani kata-kata. Belahan otak kanan berpikir secara holistik, mengenali pola-pola, serta menafsirkan emosi-emosi dan ekspresi-ekspresi non verbal.
Penelitian ini membantu Sperry mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran dan mengubah bidang-bidang psikologi dan ilmu pengetahuan otak (neuroscience). Ketika Sperry meninggal pada tahun 1994, The New York Times memperingatinya sebagai seorang yang “menjungkirbalikkan keyakinan ortodoks bahwa belahan otak kiri adalah bagian otak yang dominan.”
Pada tahun 1979 seorang instruktur seni dari Universitas Negeri California yang bernama Betty Edwards, menerbitkan sebuah buku yang luar biasa yang berjudul Drawing on the Right Side of the Brain. Edwards menolak gagasan bahwa sebagian orang tidak mempunyai kemampuan artistik. “Menggambar sesungguhnya tidaklah sulit,” katanya. “Yang sulit adalah ‘melihat‘”
Dan rahasia untuk melihat –benar-benar melihat –adalah menenangkan otak kiri yang serba tahu sehingga otak kanan dapat mengerahkan kekuatan luar biasanya.
sumber: Misteri Otak Kanan Manusia, Daniel H Pink
gambar: seoarticlewritingservices.net
Otak Manusia