Semua akan berlalu. Alkisah tersebutlah seorang raja yang arif dan bijaksana. Kerajaannya terbentang dari Barat hingga ke Timur. Pasukan perangnya sangat disegani lawan maupun kawan. Rakyatnya hidup aman sentosa dari masa ke masa. Walaupun usianya masih muda belia, raja ini terkenal santun dan ramah kepada siapa saja. Demikian pula dengan para punggawa kerajaan. Melihat raja yang selalu memberi panutan yang baik, para punggawa itu pun melayani rakyat dengan sepenuh hati. Negeri ini adalah negeri idaman semua orang.
Bila di lihat dari sejarahnya, kerajaan ini di bangun oleh kakek sang raja. Dengan keuletan dan kekuatan tekadnya, Sang Kakek pada waktu itu membangun kerajaannya dari sebuah desa kecil yang hampir setiap hari tidak lepas dari bahaya para perampok dan penjarah. Selama beberapa waktu lamanya mereka bersama bahu membahu mengusir orang-orang yang hendak merampas tanah yang mereka tempati. Berkat persatuan dan kebersamaan yang mereka miliki, akhirnya desa itu berhasil mereka pertahankan dan mulailah mereka melakukan pembangunan. Waktu berlalu, Sang Kakek pun mulai lanjut usia. Ia meneruskan tahtanya kepada anaknya. Beberapa saat sebelum acara pelantikan, Sang raja memanggil penasehatnya yang paling setia.
“Ampun Paduka, ada ada gerangan paduka memanggil hamba?” tanya Sang Penasehat.
“Begini Penasehat, kita telah bersama sama melalui masa suka dan duka bersama. Engkau telah banyak berjasa kepada kerajaan dengan memberikan nasehat yang bijaksana. Jika engkau tidak keberatan, di akhir masa sebelum aku menyerahkan tampuk pimpinan kerajaan ini kepada anakku, maukah engkau membuatkan sesuatu yang akan menjadi nasehat yang tak akan pernah kering bagi anakku kelak. Karena seperti engkau tahu, hari yang akan ia hadapi sebagai raja tentu akan berbeda dengan hari hari yang telah kita lalui.”
“Baik Baginda, akan segera hamba kerjakan..”
Beberapa waktu kemudian, sebuah cincin sederhana hasil pahatan pandai emas kerajaan telah selesai dikerjakan dan siap untuk prosesi pelantikan Sang Raja Baru.
Semua Akan Berlalu
Hari itu adalah hari yang cerah karena sang raja baru akan dilantik. Semua penduduk berpesta pora untuk merayakan lahirnya seorang raja baru. Saat acara pelantikan, sang raja hanya sedikit memberikan wejangan kepada anaknya. “Aku akan meninggalkan kerajaan dan hidup menikmati hari tuaku di pinggiran kerajaan. Pimpinlah negeri ini dengan baik. Tidak ada nasehat yang lebih baik dari pada nasehat yang terpahat di cincin ini: Semua akan berlalu
Sang Raja Baru pun naik tahta. Berbeda dengan ayahnya, ia adalah seorang yang agresif yang ingin meluaskan wilayah kerajaannya. Ia banyak mengobarkan perang di banyak negeri. Ia telah lupa kepada nasehat ayahnya. Cincin yang bertuliskan semua akan berlalu itu pun kini entah di mana. Sang raja terdahulu pun telah wafat. Hingga suatu ketika, semua negeri yang bertetangga dengannya bersatu mengumumkan perang terhadapnya. Walaupun pada akhirnya ia dapat mempertahankan negerinya, namun kerajaan saat itu tidak mempunyai sumber daya yang dapat diandalkan. Penduduk mulai resah, makanan mulai sulit dan Sang raja dalam ancaman bahaya yang lebih besar: kudeta, dipaksa turun dari singgasana kerajaan.
Sang raja bingung, ia dapat menghadapi tentara dari luar, tetapi jika seluruh rakyat negerinya bersatu maka ia akan segera ditumbangkan. Ia mencari Sang Penasehat ayahnya di pinggiran kerajaan. Ketika ditemui, Sang Penasehat berkata, “Baginda, bukankah Ayahnda Baginda Raja telah memberikan banyak contoh teladan yang bisa baginda tiru. Mengapa Baginda mengabaikannya?”
Setelah mendengarkan nasehat yang diberikan, maka Sang raja memutuskan untuk mengundurkan diri dari tampuk pimpinan dan menyerahkannya kepada anaknya yang masih muda belia. Namun demikian, agar rakyat tidak melakukan pemberontakan dan dapat memulihkan kepercayaan maka diangkatlah kembali penasehat mendiang ayahnya menjadi Penasehat Utama Kerajaan.
Ketika acara pelantikan, Sang Penasehat menyampaikan sesuatu kepada raja yang baru, “Tuanku, pakailah cincin ini. cincin ini hamba buat sesuai dengan permintaan mendiang raja terdahulu yang tidak lain adalah kakek tuanku. Walaupun cincin ini sudah berusia lebih tua dari usia tuanku sendiri, namun ia akan abadi seperti jasa mendiang kakek tuanku yang mendirikan negeri ini. Belajarlah dari sana, karena itulah hikmah kebijakan yang selalu kakek tuanku pegang.”
Beberapa waktu kemudian, sang penasehat pun wafat. Namun, sesuai dengan pesannya maka cincin itu pun selalu dikenakan oleh Sang Raja Muda. Perlahan-lahan ia mulai mengerti maknanya. Semua akan berlalu..
Ketika panen tahunan kerajaan gagal, ia yakin dan meyakinkan rakyatnya bahwa semua akan berlalu. “Tetaplah semangat, tetaplah bekerja. Mari kita bekerja bersama!”
Ketika panen raya tahun berikutnya memberikan hasil yang melimpah, ia juga menyampaikan kepada rakyatnya bahwa semuanya akan berlalu. “Panen ini tidak abadi, ia adalah hasil jerih payah kita selama ini. Kalau kita tidak bekerja lagi maka ia juga akan hilang. Ia akan segera berlalu.”
Cincin yang ia kenakan, seperti menghadirkan kembali penasehat bijak di sisinya. Setiap menghadapi permasalahan yang pelik ia selalu melihat kembali cincin tersebut dan membaca tulisannya perlahan : semuanya akan berlalu.
Susah, senang, sedih, gembira, kaya, miskin, … semuanya akan berlalu. PASTI akan berlalu..
gambar:etsy.com
Semua Akan Berlalu