Kepercayaan sering kali dipandang sebagai salah satu kualitas interpersonal daripada keahlian kepemimpinan. Ini adalah kesalahan karena kepercayaan adalah konsep yang teramat penting dalam bisnis yang mampu mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu negara. Paul Zak, Profesor ekonomi di Claremont University telah menemukan bahwa dalam suatu masyarakat, kepercayaan mendorong investasi dan mengurangi biaya transaksi yang berhubungan dengan pelaksanaan bisnis. Dalam satu masyarakat di mana jumlah orang yang saling mempercayai kurang dari 30%, kemiskinan biasanya meningkat.
Hal yang sama pun terjadi dalam bisnis atau tim. Dalam suatu organisasi, dimana pemimpinnya dipercaya ada tingkat investasi karyawan yang lebih besar. Ketika karyawan percaya manajernya mendahulukan kepentingannya, hal ini memberikan motivasi untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaannya, yang menciptakan komitmen keseluruhan yang lebih tinggi dan itu berarti tingkat keuntungan yang lebih baik. Itulah yang ditemukan Watson Wyatt Worldwide ketika mensurvey 7.500 orang karyawan.
Selama tiga tahun, perusahaan yang punya karyawan yang berkomitmen tinggi melaporkan pengembalian total yang 50% lebih tinggi kepada pemegang saham dibanding oreganisasi yang melaporkan komitmen karyawannya rendah.
Louis Barnes, Profesor Emeritus di Harvard Business School, menggambarkan fenomena kepercayaan ini sebagai Theory of Reciprocity atau teori timbal balik: singkatnya, cara orang menanggapi mirip dengan cara mereka diperlakukan. Bagi manager yang ingin membangun kepercayaan dalam timnya, ini berarti menghormati dan mendengarkan karyawan, memperlakukan mereka dengan adil, dan mengkhawatirkan kesuksesan tim mereka lebih dari pada kesuksesan mereka sendiri. Pemimpin yang dipercaya menunjukkan karakter berikut:
– Mengakui kesalahan di depan umum
– Memenuhi ucapan dan komitmennya
– Mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang bisa dipercaya
– Selalu mengambil tindakan yang benar di bidang ‘abu-abu’ secara etis.
– Menolak berpartisipasi dalam penipuan di level apa pun
– Secara aktif berkontribusi terhadap prestasi positif perusahaan.
Kami telah menemukan bahwa tempat yang baik bagi pemimpin untuk menemukan proses pembangunan kepercayaan adalah menjadi sosok yang lebih baik di hadapan karyawannya. Pengalaman kami menunjukkan bahwa keluar dari kantor dan berbaur bersama karyawan adalah solusi sederhana bagi masalah kepercayaan yang sangat umum.
sumber: The Carrot Principle, Adrian Gostick, & Chester Elten, Gramedia 2009
gambar: muslimspice.com
Membangun Kepercayaan