Coaching Adalah.
Ada banyak definisi mengenai coaching. Jika Anda buka google maka Anda akan menemukan beberapa definisi tentang hal ini, antara lain:
1. Process that aims to improve performance and focuses on the ‘here and now’ rather than on the distant past or future. (skillsyouneed.com). Coaching adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan performa yang fokus pada masa kini dan masa depan. Jadi areanya ada pada kini dan apa yang ingin dicapai di masa depan. Tapi ya gak jauh-jauh amat masa depannya.
2. Professional relationship that helps people produce extraordinary results in their lives, careers, businesses or organizations, helping them to bridge the gap between where they are now and where they want to be. (lifecoachtraining.com). Coaching adalah hubungan profesional yang membantu seseorang untuk mencapai hasil yang luar biasa baik dalam kehidupan sehari-hari, karir, bisnis atau organisasi, yang membantu mereka untuk menjembatani gap yang terjadi antara masa kini dan masa depan yang diinginkan.
3. A form of development in which a person called a coach supports a learner or client in achieving a specific personal or professional goal by providing training and guidance. (wikipedia.org). Wikipedia mengatakan bahwa coaching adalah sebuah bentuk pengembangan antara seseorang yang disebut coach dengan pembelajar (learner) atau klien dengan tujuan untuk mencapai tujuan personal atau profesional yang spesifik dengan memberikan pelatihan dan arahan.
Sedangkan definisi coaching menurut ICF – International Coach Federation adalah
4. Partnering with clients in a thought-provoking and creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential. Jadi proses coaching adalah proses yang membutuhkan keterlibatan 2 pihak yaitu caoch dan klien (coachee) dan sebuah proses kreatif sehingga menginspirasi klien untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional yang dimiliki.
Jika ditarik benang merah dari beberapa definisi diatas maka dapat kita rangkum, coaching adalah:
1. Sebuah aktivitas yang periode waktunya ada pada masa kini dan masa depan.
2. Hubungan profesional yang terjadi untuk menjembatani gap yang terjadi.
3. Adanya ‘panduan’ yang diberikan oleh coach kepada coachee (learner, klien)
4. Proses kreatif yang membutuhkan keterlibatan kedua belah pihak untuk memaksimalkan potensi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam coaching, kesuksesan hanya bisa diraih jika ada kerja sama yang baik antara coach (orang yang memberikan coaching) dan coachee (orang yang dicoaching). Tanpa kerjasama yang baik ini maka mustahil untuk dihasilkan sebuah hasil yang dapat menjembatani gap yang terjadi.
lalu, untuk apa proses coaching dilakukan? Pada intinya coaching dilakukan untuk tiga hal yaitu:
- Coachee menyadari situasi apa yang sedang dihadapi
- Coachee mendapatkan kejelasan tentang tujuan yang ingin dicapainya
- Memunculkan motivasi coachee untuk menjalankannya (take action)
Coaching vs Training
Beda antara coaching dan training adalah sebagai berikut:
- Agenda training sudah ditetapkan sebelum training dimulai, jadi agendanya tetap, pasti. Sementara itu, agenda coaching tidak pasti atau fleksibel, tergantung nanti coachee mau belok dimana. Misal: di kelas training hari ini topiknya adalah Leadership. Jadi, sebelum kelas dilakukan trainer harus menyiapkan materi / slide presentasi berikut pre test dan post test, video yang mau diputar, exercise yang mau dilakukan, ice breakingnya juga. jadi persiapannya kudu komplit. Sementara, jika anda menjadi coach ingin mengadakan sesi, cukup bawa diri saja. Tidak perlu persiapan yang ribet, tapi.. belum tentu juga, karena anda saat menjadi caoch harus presence. Dan itu tidak mudah untuk menjaga presence selama sesi berlangsung.
- Engagement tinggi di training biasanya hanya sesi kelas saja. Sementara coach bisa lebih dari sekedar sesi kelas, bisa berlanjut sampai beberapa bulan sampai dengan project / goal yang dicanangkan tercapai.
- Training, kebanyakan satu arah sementara coach harus dua arah karena antara coach dan coachee harus berkolaborasi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jadi, tidak mungkin satu arah.
- Training biasanya trainernya satu, dan satu orang co-trainer (tidak selalu ada) dengan jumlah peserta yang dari sedikit hingga banyak (ratusan bahkan ribuan orang). Sementara seorang coach cukup datang sendiri. Dan memang harus sendiri karena sifat sesi coaching yang rahasia. Sesinya bisa one on one atau group coaching yang jumlah coacheenya berkisar 3-7 orang.
Consulting vs Coaching
Beda karakteristik antara konsultan dan coach sebagai berikut:
- Konsultan adalah orang yang ahli di bidangnya. ia dipanggil konsultan karena tenpat berkonsultasi (to consult) kliennya. Jadi ia harus mempunyai pengetahuan yang mumpuni di bidang tersebut. Sementara coach tidak haru sahli di bidang tersebut, Tapi, ia kudu ahli di kompetensi coaching agar dapat menjalankan sesi dengan baik. Meski pun begitu, jika seorang coach mempunyai pemahaman yang baik akan industri / bidang dimana kliennya berada, pasti akan lebih baik lagi karena mempunyai nilai tambah dibanding coach lainnya.
- Konsultan memberikan solusi. Iya dong, kan ia ahli dibidangnya. Setelah memahami masalahnya ia akan memberikan solusi A,B,C,D dst. Sementara coach kebalikannya. Ia tidak dan bahkan ‘dilarang’ untuk memberikan solusi. Ia mengandalkan kolaborasi yang terjadi selama sesi dijalankan lalu.. memberikan pertanyaan yang provokatif kepada kliennya sehingga kliennya akan berpikir untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga, pada akhir sesi, solusi yang didapat berasal dari coachee.
gambar: mentorcoaches.com