Gelombang Otak Manusia. Secara garis besar, otak manusia menghasilkan empat jenis Gelombang Otak (Brainwave) secara bersamaan, yaitu Beta, Alpha, Tetha, Delta. Akan tetapi selalu ada jenis Gelombang Otak yang dominan, yang menandakan aktivitas otak saat itu. Penelitian mengenai Gelombang Otak ini menjadi lebih populer setelah ditemukannya EEG atau Electroencephalogram yaitu sebuah alat yang mampu memvisualisasikan gelombang otak manusia ke dalam bentuk grafik. Gelombang otak ini diukur berdasarkan beda potensial yang terjadi secara berulang-ulang di antara elektroda yang dihubungkan ke kepala manusia.
Alat ini ditemukan oleh Hans Berger, seorang profesor psikiater dan direktur Klinik Universitas Psikiater Jena, Jerman pada tahun 1924. Ia menjadi tokoh dunia karena kontribusinya yang besar dalam penelitian mengenai aktivitas dan kesadaran otak manusia. Pada awalnya, Berger membuat EEG hanya sebagai alat untuk mengukur gelombang otak. Namun ternyata, lama kelamaan, EEG dijadikan sebagai alat yang mampu mendiagnosis dan mengobati penyakit tertentu, seperti epilepsi dan tumor otak.
Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle per detik atau hertz. Frekuensi impuls inilah yang menentukan jenis gelombang otak beta, alfa, theta, atau delta.
Gelombang Otak Beta
Gelombang Otak Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Gelombang Otak beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz. Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Bersama dengan gelombang lainnya, Gelombang Otak beta sangat dibutuhkan dalam proses kreatif. Tanpa beta, semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran.
Walaupun Gelombang Otak beta merupakan satu komponen yang sangat penting dan kondisi kesadaran kita, bila kita beroperasi semata-mata hanya dengan jenis gelombang ini, tanpa didukung oleh frekuensi yang lebih rendah, maka akan menghasilkan satu kehidupan yang dipenuhi dengan kekhawatiran, ketegangan, dan proses berpikir yang tidak fokus.
Gelombang Otak Alpha
Gelombang Otak Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan Gelombang Otak beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dan apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Gelombang Otak Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar.
Manfaat Gelombang Otak alfa yang utama dan paling penting adalah Sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa memungkinkan kita untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yang kita capai. Tanpa alfa, kita tidak akan dapat mengingat mimpi dan meditasi yang sangat dalam saat kita terbangun atau selesai bermeditasi.
Gelombang Otak Theta
Gelombang Otak Theta adalah gelombang otak, pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconsciaus mind). Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dan kreativitas yang di tekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana bila tidak dibantu dengan gelombang alfa dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Semua materi yang berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan dalam pikiran bawah sadar.
Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif yang selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam Gelombang Otak theta. Theta adalah “puncak” di dalam “pengalaman puncak”. Saat komponen gelombang lainnya berada dalam takaran yang pas, bersama dengan theta, kita dapat merasakan pengalaman “ah-ha”. Saat kita ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, kita harus masuk ke Gelombang Otak theta agar dapat mencapai hasil maksimal.
Gelombang Otak Delta
Gelombang Otak Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar (unconsciaus mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya. Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai ‘radar’ yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Gelombang Otak Delta juga memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam.
Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yang profesinya bertujuan membantu orang lain. Orang yang perlu memahami kondisi mental, psikologis, atau emosi orang lain. Orang yang berprofesi sebagai “penyembuh” dan orang yang sangat mengerti orang lain biasanya mempunyai gelombang delta dalam kadar yang tinggi. Delta muncul tidak hanya saat kita memperhatikan orang lain, namun juga muncul saat kita berusaha mengerti ide atau konsep, objek atau seni, atau apa saja yang membutuhkan kesadaran nirsadar yang dalam.
Gelombang Otak Delta berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk merasakan adanya ancaman atau bahaya. Delta memungkinkan kita untuk “melihat” informasi yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran sadar.
—–
Riset selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa Gelombang Otak tidak hanya menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi dapat juga distimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang. Dengan mengkondisikan otak agar memproduksi atau mereduksi jenis frekuensi Gelombang Otak tertentu, maka dimungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional.
sumber: M Yunus: Mari Mengenal gelombang Otak (email: yunus@widatra.com)
gambar: yang-sheng.com, desktopwallpaperhd.net
Info menarik boss like !!!