Ippho Santosa. Kerja di Malaysia dengan pendapatan 3 kali lipat dibanding di Indonesia tidak membuat hati Ippho Santosa bahagia. Sebab ia menyakini dirinya “luar biasa”. Ia tidak ingin potensianya kering dihisap perusahaan asing. “Kalau orang-orang berpotensi ada di luar, makin kacau Indonesia,” paparnya. Karena itu ia lebih memilih pulang kampung dan membangun Indonesia.
Di Indonesia ia bergelut di berbagai bidang, jadi marketing, dosen, penerjemah, dan buka usaha. “Buka warung gado-gado, jualan donat, aneka makanan alhamdulillah semuanya gagal.” Katanya sambil tersenyum. Walau tidak diinginkan, kegagalan merupakan bagian dari pembelajaran. “Keledai saja tidak ingin terantuk batu yang sama, masak manusia tidak bisa”, katanya.
Idealnya, manusia bisa belajar soal kegagalan dari pengalaman orang tapi sebagai manusia biasa Ippho kadang tidak berdaya mengelak. Namun, sarjana bisnis lulusan Malaysia ini tidak gamang menyikapi kegagalan bahkan selalu berpikir positif – Think positive!
“Semua orang ingin bisnisnya lancar dan terus meningkat tapi tidak semua hal berlangsung seperti yang kita kehendaki,” katanya. Belajar dari pengalaman, Ippho merumuskan empat hal positif yang terkandung dalam kegagalan.
Pertama, kegagalan adalah ujian mental. Siapa yang bisa bertahan dan mampu mengolah kegagalan menjadi cambuk motivasi maka orang itu telah berjalan di jembatan sukses.
Kedua, kegagalan menyebabkan orang rendah hati. Bayangkan apabila ada orang yang tidak pernah gagal, boleh jadi di dalam dirinya ia berkata, “Hei, lihatlah! Saya tidak terkalahkan! Ujungnya orang itu menjadi sombong,” ujarnya.
Ketiga, kegagalan itu bumbu bisnis. “Bagaimana mungkin kita merasakan hal itu manis bila kita tidak merasakan yang pahit sebelumnya.”
Keempat, kegagalan mengasah kreativitas. Semua manusia yang waras akan berpikir untuk naik dari keterpurukan. Cara yang sering digunakan adalah memutar otak dan mencetuskan kreativitas dari sumber-sumber yang terbatas. Tidak jarang, dengan kreativitas malah melambungkan bisnis ke arah yang luar biasa.
Selalu berpikir positif membuat Ippho berani mencoba hal baru. Tahun 2007, Ippho mendirikan TK Khalifah. Karena kepiawaiannya mengelola, tahun 2011 TK-nya mencapai 70-an cabang. Majalah Franchise menobatkan TK-nya sebagai The Fastest Growing 2011 untuk kategori pendidikan.
Ippho bukan hanya pebisnis, tapi juga penulis, konsultan pemasaran dan motivator. Ia telah mencetak 6 buku, salah satunya “7 Keajaiban Rezeki: Rezeki bertambah nasib berubah dalam 99 hari dengan otak kanan.” Buku ini laris di pasaran dan diliput oleh Voice of Amerika. Penjualan buku yang tinggi membuat Ippho sering dipanggil untuk cramah motivasi baik di depan publik maupun in house di perusahaan perusahaan dalam dan luar negeri.
“Saya senang sekali bila ada orang termotivasi lalu berubah dengan mendengar ceramah saya atau membaca buku saya,” ujarnya. Ippho adalah anak muda yang pantas diteladani. Sejak kecil ia terbiasa belajar memotivasi diri untuk berubah. Sewaktu SMP Ippho lemah dan bermasalah dalam pelajaran bahasa Inggris. Setiap pelajaran itu ia tak pernah menjawab soal yang dilontarkan guru, walhasil ia selalu dihukum berdiri atau jongkok di depan kelas.
Memasuki jenjang SMA, ia memiliki masalah baru, ia tidak berani berdiri di depan kelas. Ia pemalu dan tertutup. Selalu menolak berdiri di depan umum. Kini, anak itu telah berubah. Dengan keuletan dan tekadnya ia sering tampil di depan publik. “Perintis perubahan tetap Anda sendiri, tidak dapat diganti, tidak dapat diwakilkan, tidak dapat ditawar-tawar. Satu-satunya orang yang paling peduli akan masa depan Anda adalah Anda sendiri.”
sumber: majalah Total Action, Juli 2013
gambar: intisari-online.com