Pemimpin Sejati. Sahabat Indonesia yang super, yang kebaikan hatinya mengindikasikan kebaikan rezekinya, izinkan saya untuk berbicara kepada sahabat kita yang muda, yang beraspirasi untuk menjadikan dirinya pemimpin bagi kebaikan hidup orang banyak.
Jika Anda ingin menjadi pemimpin, janganlah pernah mengabaikan keharusan untuk melayani kesejahteraan, kebahagiaan dan kecemerlangan mereka yang Anda pimpin. Kedudukan Anda bukanlah untuk kemapanan dan kedamaian Anda saja. Hanya merasa damai dan mapanlah jika Anda telah berhasil menjadikan mereka yang Anda pimpin hidup dalam kedamaian dan kemapanan. Janganlah kerisauan Anda hanya berkenaan dengan diri Anda.
Anda disebut sebagai pemimpin karena Anda menukarkan hak Anda untuk merasa nyaman bagi kenyamanan orang banyak; Anda menomorakhirkan tidur Anda bagi kedamaian tidur mereka; dan Anda menunda istirahat Anda agar saudara Anda termudahkan upayanya untuk membangun kehidupan yang layak.
Jika itu yang mengisi pikiran dan hati Anda, Anda akan berpendar dengan sinar kecintaan dari langit. tetapi, jika hanya penyelamatan diri yang menjadi kegundahan Anda, maka hanya kesantunan orang lain yang menjadi pelindung sementara bagi Anda.
Sahabat-sahabat Indonesia yang super yang sedang membangun kualitas-kualitas pribadi yang akan menjadikan dirinya pantas bagi tugas-tugas kepemimpinan yang mulia. Seorang pemimpin adalah pribadi biasa dengan kesungguhan yang tidak biasa dalam menjadikan dirinya pelayan bagi kebaikan hidup orang banyak. Dia membangun keberhasilannya melalui keberhasilan orang lain. Rencana besar bagi keberhasilan seorang pemimpin “jalan keemasan” terbuat dari rencana-rencananya bagi keberhasilan setiap individu yang berada dalam kepemimpinannya.
Banyak pribadi pada posisi pemimpin lupa mereka dianggap berhasil hanya apabila mereka menyebabkan peningkatan kualitas pada kehidupan anggota organisasi mereka, dan apabila mereka menyampaikan keuntungan bagi semua pemegang kepentingan mereka. Anda -sebagai seorang pemimpin keemasan- berupaya mencapai posisi kepemimpinan yang tertinggi bukan untuk menikmati kemudahan pada posisi itu, melainkan untuk menggapai tingkat kewenangan yang dibutuhkan untuk mengharuskan ketaatan kepada nilai-nilai pelayanan atas semua anggota organisasi Anda.
Dia menjadikan dirinya seorang mahasiswa yang cemerlang pada akademi kepemimpinan bernama SITUASI. Situasi adalah komponen pembentuk sejarah. Seorang pemimpin dengan jalan keemasan tahu bahwa dengan mempelajari perilaku dari situasi, baik yang lalu maupun yang sedang dialami, dia akan mampu menghindari penalti dari terulangnya kesalahan, baik kesalahannya sendiri maupun orang lain. Dengannya, dia bisa mencurahkan semua perhatian dan tenaganya bagi pelaksanaan terbaik dari praktik praktik kepemimpinan yang telah terbukti membesarkan kehidupan, baik pribadi, organisasi, masyarakat atau bangsa.
Baginya, semua keputusan yang ada dalam organisasinya adalah keputusan pribadinya. Dari semua yang bisa didelegasikannya, dia tidak akan pernah mendelegasikan keputusan yang harus diambilnya dari posisi kepemimpinannya.
Dia mungkin bisa mendelegasikan sebagian besar dari tugas-tugasnya. Dia juga mungkin bisa memberdayakan bawahannya untuk membuat keputusan pada jajaran mereka, akan tetapi dia mengetahui bahwa dia tidak dapat membebaskan dirinya dari penilaian negatif atas keputusan buruk para bawahannya. Karena keputusan buruk itu dibuat oleh mereka yang dia tunjuk sebagai pengemban dari sebagian kewenangannya. Jika bawahannya salah, sebetulnya sang pemimpin telah salah memilih bawahan untuk memutuskan atas namanya.
Dia menyadari sekali bahwa sebuah posisi kepemimpinan adalah posisi bagi keputusan akhir, yaitu keputusan yang harus dibuatnya secara pribadi. Dia setia kepada yang benar. dalam peliknya pertentangan berbagai prioritas dan kepentingan di organisasi dan di publik yang dilayaninya, seorang pemimpin dengan jalan keemasan selalu ingat untuk kembali kepada yang benar. Dia menyadari bahwa semua yang sulit itu datang karena pengabaian dari hal-hal yang baku. Dan yang sulit itu juga berperan sebagai pemaksa agar orang kembali kepada perilaku yang benar, bagi tercapainya perbaikan dan kebaikan berikutnya.
Itulah sebabnya dia berupaya keras menjaga tindakannya untuk setia kepada yang dituntutnya dari orang lain, karena hal itu adalah penentu tingkat hormat dari bawahannya.
Dia mengharuskan dirinya melakukan yang dikatakannya dan mengatakan yang dilakukannya.
Dia berani dalam mendirikan yang benar dan tidak sanggup membayangkan dirinya melakukan yang dilarangnya atas mereka yang dipimpinnya.
Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya, semoga tulisan ini dapat mendampingi upaya super Anda hari ini dan esok, untuk menjadikan kehadiran Anda dalam kehidupan ini sebuah hadiah yang disyukuri keluarga dan masyarakat yang Anda layani.
Marilah kita tetap menjadi kekasih Tuhan, dengan menjadikan diri kita pemimpin sejati yang setia kepada yang benar, bagi diri sendiri, bagi keluarga, dan bagi sebanyak mungkin jiwa Indonesia.
Sampai kita berjumpa dan berjabat-tangan nanti.
Terima kasih dan dalam super.
Sumber: Garuda Magazine, Mario Teguh, September 2010
Sumber gambar: belchfire.net
Pemimpin Sejati