Pemimpin Besar. Di suatu kesempatan saya membaca kutipan ini: First rate people hire first grade people. Second rate people hire third grade people. Tulisan itu lama saya renungi, dan selalu saya ingat setiap kali saya terlibat dalam berbagai kesempatan merekrut orang atau pemimpin, menjadi juri atau menyaksikan cara pemimpin-pemimpin kita mengangkat atau memilih orang. Kualitas orang-orang yang mereka angkat benar-benar mencerminkan kualitas mereka.
Setelah saya pelajari dan renungi kata-kata di atas, akhirnya saya sampai pada kesimpulan, kebesaran atau kehebatan seorang pemimpin tercermin dari siapa yang mereka mau angkat. Ada baiknya mereka kenali, merenungi siapa diri kita sebenarnya, dan ingin dikenang sebagai apakah Anda saat pemimpin?
Sukses Pilihan
Berbagai tekanan dan lobi selalu mucul setiap saat perubahan jabatan-jabatan strategis dilakukan seorang pemimpin. Ada pemimpin yang berketetapan hati, memilih berdasarkan pandang-pandangan objektif, ada pula yang penakut, tengok sana-tengok sini, dengar kiri-dengar kanan, melayani segala kepentingan agar prinsipnya kuat.
Terhadap pemimpin yang terakhir kita perlu mengingatkan.
Pertama, bukan karena jabatan itulah Anda menjadi berpengaruh, melainkan karena punya pengaruhlah maka Anda berhak ada di sana. Jadi sadari betul, kursi itu bukanlah pemberian orang, tetapi sebuah mandat kepercayaan.
Kedua, ingatlah pesan Bill Cosby yang mengatakan: “Saya tidak tahu rahasia untuk meraih sukses, tapi Saya tahu prinsip rahasia kegagalan, yaitu saat Anda ingin menyenangkan semua orang”.
Ketiga, sukses apa pun di dunia ini adalah fungsi dari memilih. Di mulai dari memilih sekolah, pasangan hidup, karier, sampai keputusan-keputusan yang sulit dan memilih orang, adalah penentu bagi setiap keberhasilan.
Dan keempat, jelas bahwa Anda dinilai dari siapa orang-orang yang Anda pilih.
Ternyata benar, di belakang orang-orang hebat selalu terdapat orang-orang yang juga hebat. Perhatikan saja, pemimpin besar yang benar-benar unggul selalu berpikir keras membujuk orang-orang hebat agar bisa membantu dirinya. Perhatikanlah mengapa perusahaan-perusahaan swasta yang mandiri jauh lebih unggul dari perusahaan-perusahaan milik negara. Jawabnya adalah karena mereka mandiri, ingin benar-benatr sukses dan suksesnya itu sangat ditentukan oleh orang yang mereka angkat. Yang membantu mereka.
Sebaliknya di perusahaan-perusahaan milik negara, terlalu banyak pemangku kepentingan yang merasa berhak ikut mengatur. Akibatnya pilihan menjadi sangat terbatas dan dilematis. Maka sekali kita mendapatkan orang hebat di BUMN, maka hebatnya dia melebihi hebatnya CEO perusahaan swasta. Sudah di BUMN yang banyak tekanan kok bisa menolak diatur orang lain? Kok bisa punya keberanian memilih?
Ingat pepatah di pembuka tulisan ini, “Second rate people hire third grade people”. Jadi kalau sampai jajaran yang diangkat seorang pemimpin adalah manusia-manusia KW 3 atau KW 4 (KW adalah istilah dalam bahan-bahan bangunan yang mencerminkan kualitas), maka ia bukanlah manusia KW1 (manusia unggul, kelas terbaik). Silahkan kembali periksa niat-niat Anda, manusia seperti apa yang Anda cari, dan siapa sebenarnya diri anda.
Leader dan Follower
Sering dikatakan pula pemimpin adalah orang yang memimpin dengan pengaruh, bukan memimpin dengan jabatan (otoritas). Seorang pemimpin diikuti karena orang-orang sayang padanya, dan pengaruhnya kuat. “They follow you because they want to, they love to, or because what you have done for them”.
Ada pengaruh yang muncul karena Anda orang yang layak dicintai, berbuat yang benar dan Anda menunjukkan kinerja. Posisi ini berbeda dengan pemimpin lain yang tegas, namun selalu mengatakan “Kalau saya tidak bisa beri ijin, saudara mau apa?” Orang terpaksa mengikutinya karena mereka harus, karena pemimpin itu punya surat keputusan dan legalitas. They follow you because they have to, kata John Maxwell.
Pemimpin yang pertama bercita-cita menjadikan anak buahnya pemimpin. Baginya leaders create other leaders. Seorang pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang melahirkan pemimpin. Sedangkan pemimpin yang kedua menjadikan anak buahnya sebagai pengikut. Leaders create followers.
Apa yang membedakan leaders dengan followers? Mudah saja. Leaders adalah seorang yang memberi arahan dan melakukan perubahan. Ia menetapkan tujuan tersebut. Ia mengisi kalendernya dengan program yang jelas, ia mendatangi orang lain dan mengambil inisiatif. Setiap kali masalah datang, ia sudah siap dengan jawaban dan solusinya. Ingat, pengaruh dan kehebatannyalah yang mengantarnya menjadi pemimpin.
Sebaliknya seorang follower adalah seseorang yang bekerja berdasarkan arahan atau petunjuk. Baginya, anak buah tidak boleh berinisiatif. Ia hanya bereaksi saja. Jadi bekerjanya reaktif. Ia pun mengisi agendanya berdasarkan request atau perintah. Jadi ia tidak mendatangi orang kalau tak diberi wewenang atau disuruh. Setiap masalah datang ia selalu panik, menanti dan menunggu arahan. Tanya sana-sini, tetapi menyalahkan orang lain dan beragumentasi. Masalah-masalah yang muncul selalu masalah-masalah lama yang datang dengan persoalan baru yang tidak bisa direspons. Karena jabatannya itulah ia merasa punya pengaruh.
Lebih dari itu follower adalah orang yang sangat setia, namun juga menyimpan segudang masalah. Masalah terbesar adalah pencemburu, mudah tersinggung dan sangat sensitif, terutama kalau leader yang diikutinya tersinggung atau terganggu. Maka kalau ada yang menyinggung pemimpinnya, mereka seakan menjadi orang yang paling siap pasang badan. Mereka sangat agresif dan membenarkan setiap langkah atasan mereka.
Selain itu mereka sangat tidak bisa menerima kedatangan orang-orang hebat. Mereka sadar bahwa mereka bukan manusia unggul. Maka mereka seringkali memagari pemimpinnya dengan melarang orang-orang lain mendekat. Ketika ada seorang pemimpin yang akan bergabung, dan dekat dengan pemimpin yang diikutinya, mereka ingin cepat-cepat menyingkirkan orang itu karena baginya orang itu merupakan ancaman.
Maka ada baiknya sekarang para pemimpin besar mengevaluasi diri dan memeriksa kembali orang-orang yang berada di sekitar dirinya. Apakah mereka first rate people atau third grade people. Apakah mereka orang-orang yang Anda miliki sekedar follower atau benar-benar leader.
Untuk memimpin secara efektif Anda jelas butuh great leaders. Dan great leader bukanlah orang yang perlu Anda takuti. Justru orang-orang yang takut di sekitar Anda itulah yang perlu Anda waspadai.
Sumber: Koran Seputar Indonesia, Rhenald Kasali, 16 April 2009
Sumber gambar: adwizbranding.com
Pemimpin Besar