Rahasia Menjadi Trainer Handal

Rahasia Menjadi Trainer Handal

Oleh: Anthony Dio Martin.

S (Self Improvement).
Banyak orang mengaku punya pengalaman 10 tahun tapi sebenarnya pengalaman setahun yang diulang 10 kali. Begitu pula dengan para trainer. Sering kali Anda mendengarkan para trainer yang mengulang pesan yang sama pada topik yang berbeda. Seakan-akan apa yang diketahuinya adalah ‘formula sukses’ yang berlaku untuk segala hal.

Baru-baru ini saya mendengar dalam suatu acara talk show radio di mana seorang trainer yang mengaku motivator ditanya tentang isi sebuah buku motivasi yang sedang ramai dan “hot” dibicarakan. Tapi, ternyata ia tidak membaca dan tidak tahu apa-apa. Si penanya di radio bertanya dengan gemas, “Masak Bapak tidak baca?” Tapi si motivator ini bisa berkelit dengan cukup baik,”Ada ribuan buku, Pak. Apakah saya harus membaca buku yang Anda baca?” Trainer ini bisa mengelak, tapi bagaimana pun saya setuju bahwa seharusnya si motivator ini update dengan buku baru best seller dunia yang ditanyakan itu.

Nah, salah satu kendala terbesar bagi trainer adalah menjadi “tape recorder hidup” yang hanya memutar pesan yang sama. Oleh karena itu, cobalah melakukan self improvement dan update informasi. Ada begitu banyak sumber informasi: majalah, koran, TV, Radio, apalagi internet! Bergabunglah dengan milis group yang membahas topik yang Anda bawakan. Juga perbanyak belajar dari trainer world class. Dalam buku “Tony Robbins Biography:Living His Dream” dikatakan bahwa Anthony Robbins setiap tahun membaca ratusan buku sukses dan ia telah menghabiskan ribuan buku tentang pengembangan diri sebelum mengembangkan Neuro Associative Conditioning-nya. Saya sendiri berkomitmen mendengar atau menyaksikan world class trainer setiap hari. Bagaimana dengan program self improvement Anda?

M (Multi Sensori)
Para trainer professional mendesain trainingnya secara menarik. Bukan hanya visual slide presentasinya yang eye-catching tapi juga ada sound yang menggelegar termasuk juga aktivitas serta berbagai props (tambahan perlengkapan pelatihan) yang sesuai. Selain itu yang menarik adalah bagaimana secara kinestetik melibatkan audiensnya. Sewaktu di Hongkong saya pernah menyaksikan di TV seorang trainer financial freedom yang sengaja membawa kartu kredit dan mengguntingnya! Tatkala ia bicara mengenai ‘sedia payung sebelum hujan’ sang trainer betul-betul membawa payung ke atas panggung. Wow!

Dalam NLP dikatakan 3 modalitas belajar kita yang mencakup visual (penglihatan), auditory (pendengaran) dan kinestetik (peragaan). Upayakan presentasi dan training Anda mencakup ke-3 hal dalam berbagai variasi. Kalau Anda masih belum yakin, coba sekali-kali lihat tukang obat keliling yang menawarkan obatnya. Ia punya visual atraktif, suara dengan loud speaker yang keras sampai terdengar puluhan meter, lalu ia pun membuat peragaan termasuk sulap yang menarik. Pikirkanlah kalau ketrampilan trainer seperti itu.

A (Act Passionately)
Anda pasti menyukai trainer yang bersemangat dengan topiknya. Semangat trainer seperti ini selalu menular dan banyak dicari. Para trainer ini bicara dengan sepenuh hatinya, oleh karenanya pada peserta pasti mendengarkan! Ingatkah pepatah mengatakan, “It’s better to speak with full heart but empty head, rather than full head but empty heart ” (lebih baik bicara dengan sepenuh hari tapi kepala kosong daripada kepala penuh, tapi hati yang kosong). Saya senang dengan seminar duo pembicara Mark Victor Hansen – Jack Canfield yang membawakan cerita “chicken soup for soul”-nya dengan sepenuh hati. Jadilah bersemangat dengan topik Anda. Sederhana saja, kalau Anda sendiri tidak bersemangat dengan topik Anda, bagaimana peserta Anda mau bersemangat?

R (Responsive to Audience Needs)
Ada audiens yang datang karena ingin di-entertain, ada yang karena mau belajar sesuatu, ada yang ingin meningkatkan kemampuannya, ada pula yang belajar karena dipaksa. Semua audiens ini butuh direspon oleh trainer. Para audiens menginginkan kita memahami bahasa mereka dan apa yang mereka inginkan. Karena itu para trainer yang profesional biasanya telah berbicara dan menggali kebutuhan pendengarnya dulu, khususnya dengan pada atasannya. Ataupun, jika tidak ada kesempatan, trainer datang lebih awal dan menyapa serta bicara dengan audiensnya tentang harapan mereka. Bisa pula, jika Anda ingin menggali needs audiens Anda, ambil sedikit waktu untuk menggali harapan mereka. Setelah itu berusahalah untuk memenuhi harapan para peserta.

T (Totality)
Singkatnya totalitas adalah.. “hadir jiwa dan raga untuk melakukan apapun yang diperlukan agar pesan bisa diterima oleh peserta. “ Ada trainer yang mengupayakan kertas ukuran kartu nama yang dibagikan agar peserta ingat key-point-nya. Ada yang menunjukkan totalitas dengan cara mendramatisir kisah dan cerita, misal kalau bercerita tentang pelari yang buntung kakinya, diperagakan cara geraknya.  Ada juga yang menghadirkan totalitas dengan meluangkan waktu untuk memberikan konseling personal bagi peserta. Banyak cara! Tapi yang jelas, semuanya dilakukan dengan ketulusan agar peserta sungguh-sungguh mendapat dari apa yang disampaikannya.

Kesimpulannya, untuk mengetahui apakah Anda seorang trainer yang SMART atau tidak bandingkanlah dengan ke-5 isu ini: Pertama, apakah Anda sudah jarang baca buku, jarang mengikuti perkembangan topik, Anda masih terus menggunakan semua slide yang Anda pakai 5 tahun lalu?

Kedua, apakah metode Anda mengajar hanya mengandalkan slide presentasi tanpa variasi dan fokus pada ceramah 1 arah melulu?

Ketiga, apakah Anda sendiri tidak percaya dan tidak mempraktekkan, bahkan tidak yakin yang Anda ajarkan bisa dipraktekkan?

Terakhir, apakah Anda merasa mengajar itu membosankan dan Anda sendiri yang bertanya-tanya kapan jam mengajar Anda segera selesai?

Jika ada salah satu jawaban yang YA, cobalah untuk bercermin lebih jauh. Bisa jadi itulah yang membuat karir Anda sebagai trainer tidak berkembang dan jalan di tempat seperti sekarang! Be A smart trainer & presenter!

Sumber: Xcellent Life! Magazine, nov 2011
gambar
Rahasia Menjadi Trainer Handal

  1. Menarik Pak,

    Saya bookmark webpage ini agar selalu saya bisa baca untuk mengingatkan saya melakukan Kaizen kepada diri saya

    Salam kenal,
    Luki Tantra
    Transafe Dharma Persada

    Reply
  2. Terimakasih Pak, luarbiasa

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.