Pemimpin yang Dibutuhkan di Saat Krisis

Pemimpin yang Dibutuhkan di Saat Krisis

Pemimpin yang dibutuhkan di saat krisis. Setiap kita sedikit banyak rasanya pernah mengalami krisis dalam hidup. Jika masalahnya hanya berkisar pada urusan pribadi maka sepertinya kita masih bisa ‘bernafas’ karena tidak ada hidup orang lain yang dipertaruhkan. Namun, bagaimana jika masalahnya menyangkut banyak orang yang kita pimpin? Selaku pemimpin kita wajib menanggung segala resiko yang mungkin timbul. Namun, adakah cara yang sudah teruji yang bisa kita contoh?

Keith McFarland dalam bukunya Bounce memberi resep yang sudah ‘dicobanya sendiri’ saat ia selaku pemimpin mencoba bangkit dari krisis di mana saat itu kata bangkit adalah kata yang mustahil. Karena untuk bertahan saja saat itu sudah sulit dalam ‘sisa’ hidup perusahaan yang harus diputuskan dalam hitungan hari. Buku ini menarik karena Anda tidak akan seperti membaca buku teks, tapi seperti membaca sebuah novel.

Berikut adalah sifat-sifat pemimpin yang ‘telah dicoba’ McFarland untuk melewati saat krisis dan kemudian memantul lebih tinggi dari kondisi awal:

1. Menerima Kondisi Memantul. Menerima, adalah sifat awal seorang yang harus dimiliki pemimpin. Karena, bagaimana pun juga, sifat menerima adalah cermin dari kejujuran kita dalam menghadapi kejadian yang sedang terjadi. Setelah itu, sebagai pemimpin kita harus menyadari bahwa kondisi ini adalah kondisi yang paling ideal yang dibutuhkan untuk memantul (memperbaiki kondisi perusahaan) dan memberikan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Kita pasti tahu bahwa jika bola karet yang dijatuhkan dari tempat yang lebih tinggi akan lebih tinggi pula pantulannya.

2. Mengelola Kegelisahan. Sebagai pemimpin, maka salah satu tugas berat yang dilakukan dalam keadaan krisis adalah mampu mengelola kegelisahan yang timbul dalam perusahaan / tim yang dipimpinnya. Namun, begitu, kondisi yang sulit ini harus dapat dikelola dengan baik sehingga penumpang yang ada di dalam kapal tidak cemas dan terus dapat bekerja dan semangat. Karena itu, selain mengelola diri sendiri -yang sangat sulit dilakukan pada kondisi ini- pemimpin juga diuji kemampuannya untuk terus mengobarkan api harapan. Hal yang dilarang dilakukan pada kondisi ini adalah mengeluh kepada tim / bawahan yang dipimpin. Sebaliknya, seorang pemimpin harus dapat menyerap semua kegelisahan yang timbul dan menjaga kondisi tetap kondusif.

3. Mengelola faktor-faktor mental. Selanjutnya, pemimpin diuji keahliannya dalam mengelola faktor-faktor mental. Baik yang dibutuhkan dan juga faktor-faktor yang harus dihilangkan dan tidak diperlukan dalam kondisi krisis. Misalnya, adalah penting bagi seorang pemimpin untuk selalu menjadi pendengar yang baik dari keluhan timnya. Ia juga harus dapat melihat sesuatu yang tampaknya negatif dengan kaca mata yang positif. Bukan tidak mungkin dalam kondisi ini ia menemukan sumber daya baru yang dibutuhkan untuk melewati krisis seperti SDM yang handal, pelanggan yang ‘tampaknya’ menguntungkan ternyata merugikan, dll.

4. Mengelola uang. Tugas berikutnya seorang pemimpin adalah memastikan pengelolaan keuangan yang dibutuhkan bukan hanya untuk keluar dari krisis, namun juga bagaiamana cara agar perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang. Dalam hal ini ia tidak bisa bekerja sendiri. Ia harus melibatkan anggota timnya untuk menemukan beberapa alternatif solusi.

5. Mengelola Misi. Misi yang dimaksud adalah misi dalam pengertian militer. Misalnya: “Rebut puncak bukit sebelum fajar.” Artinya, seorang pemimpin harus tahu dengan tepat apa yang diinginkan, kapan dan bagaimana mencapainya. Sehingga dengan kriteria yang jelas sepeti ini maka semua orang akan mempunyai gambaran yang sama akan misi yang ingin dicapai.

6. Mengelola moral / semangat tim. Hal terpenting yang harus di jaga di saat krisis adalah moral / semangat anggota tim. Pemimpin wajib mempunyai kemampuan ini. Tidak ada cara yang baku dan standar, yang penting tahu bagaimana caranya melakukan dengan tepat kepada masing-masing anggota tim. Tim yang bersemangat akan mampu menghadapi kesulitan dengan lebih baik.

Selamat mencoba!
Literatur: Keith McFarland, Bounce, Gramedia Pustaka Utama, 2012
pic: sambacharach.com
Pemimpin yang Dibutuhkan di Saat Krisis

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.