Bosan memperpendek Umur. “Memangnya salah, menjadi orang yang membosankan?” tanya George Bush senior suatu kali pada tahun 1988 pada saat ia mencalonkan diri menjadi presiden. Menang tidak ada salahnya menjadi orang yang membosankan bagi orang lain. Namun, bagi orang yang ‘terkena dampaknya’, efeknya bisa jadi beresiko tinggi. Apalagi jika Anda termasuk tipe orang pembosan dan sering mengeluh karena bosan.
Pada tahun 2010 lalu para peneliti di University College London menyampaikan hasil penelitian mengenai hal ini dengan judul Bored to Death? yang diterbitkan di International Journal of Epidemiology yang menyatakan bahwa orang yang bosan cenderung meninggal lebih cepat.
Penelitian ini dilakukan terhadap 7500 orang pegawai negeri dengan rentang usia 35-55 tahun yang pernah mengisi quesioner pada beberapa puluh tahun sebelumnya (tahun 1980). Pertanyaannya antara lain “Seberapa sering Anda mengalami kebosanan saat bekerja di bulan sebelumnya” yang diajukan beberapa kali sebala beberapa periode. Dan setelah 20 tahun ketika didatangi kembali para peneliti menemukan bahwa orang yang lebih sering merasa bosan meninggal dunia karena penyakit jantung 2.5 kali lebih banyak (250%) dalam bekerja.
Angka 250% untuk selisih tingkat kematian bukanlah angka yang kecil. Jika Anda merasa bahwa pekerjaan Anda sangat rutin sehingga Anda merasa kesulitan untuk betah berlama-lama, mungkin pindah kerja adalah salah satu pilihan yang bisa dipertimbangkan. Namun, sebelum Anda menulis surat pengunduran diri, perlu kita ketahui bersama bahwa penyebab kematiannya bukanlah karena faktor kebosanan itu sendiri, Namun, ada faktor lain yang berperan.
Orang yang sering mengalami rasa bosan menurut penelitian rata-rata memilih makanan ringan (snack) yang biasa dimakan untuk ‘menghibur’ diri mereka sendiri ketika pekerjaan usai. Selain itu orang yang merasa bosan tidak akan termotivasi untuk makan makanan sehat, berolah raga dan hidup seimbang. Dr. Christopher Cannon, dari Harvard University & The American College of Cardiology mengatakan bahwa penemuannya menunjukkan orang yang mengalami kebosanan lebih pasif dalam beraktivitas, berusia lebih muda, posisi pekerjaan grade rendah, dengan kondisi kesehatan yang terganggu. Wanita dua kali lebih banyak mengalami kebosanan dibanding pria. Jadi, pertanyan berikutnya adalah: apakah rasa bosan menyebabkan orang jadi tidak termotivasi makan makanan sehat, berolah raga dan hidup seimbang, ATAU karena orang tidak makan makanan sehat, berolah raga dan hidup seimbang jadi tumbul rasa bosan ?
Salah seorang pakar yang meneliti mengenai rasa bosan ini. Sandi Mann dari University of Central Lancashire yakin bahwa rasa bosan diakibatkan karena rasa marah yang dipendam, sehingga meningkatkan tekanan darah dan menurunkan imunitas tubuh. Sementara Dr. Christopher Cannon berpendapat bahwa rasa bosan timbul dari Depresi. Depresi adalah salah satu penyebab penyakit kardiovaskular. Beberapa ahli lain mengatakan bahwa ada disconnection dan loneliness sehingga menyebabkan rasa bosan.
Jadi, hati-hati dengan rasa bosan, carilah sesuatu agar rasa bosan itu hilang.
Literatur : jonbarron.org, ije.oxfordjournals.org
gambar: lifed.com
Bosan Memperpendek Umur