Hoegeng Iman Santoso Polisi Jujur

Hoegeng Iman Santoso Polisi Jujur

Hoegeng Iman Santoso  lahir pada 14 Oktober 1921 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia adalah orang yang menurut anekdot Gus Dur adalah 1 dari 3 polisi jujur selain polisi tidur dan patung polisi. Ia menjabat Kapolri tahun 1968 hingga 1971. Selain itu ia pernah menjadi Kepala Jawatan Imigrasi, menjadi Menteri Iuran Negara tahun 1965 dan Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi simbolnya dalam menjalankan tugasnya di manapun. Wejangan ayahnya yang paling diingat oleh Hoegeng adalah pentingnya kehormatan dalam kehidupan manusia dan jangan sampai merusak nama baik.
Beberapa catatan menarik dalam kehidupan Hoegeng yang bisa kita maknai bersama antara lain:
Toko Bunga
Walaupun berpangkat perwira polisi, gaji yang diterimanya hanya cukup untuk hidup, tidak ada lebihnya. Karena itu istrinya, Merry Roeslani membuka toko bunga sebagai tambahan penghasilan. Tapi sehari sebelum ia dilantik menjadi Kepala Jawatan Imigrasi, ia meminta istrinya menutup toko bunga tersebut.
“Nanti semua orang yang berurusan dengan imigrasi akan memesan kembang pada toko kembang ibu, dan ini tidak adil untuk toko-toko kembang lainnya,” jelasnya.
“Bapak tak ingin orang-orang beli bunga di toko itu karena jabatan Bapak,” kata Merry.

Rayuan Pengusaha cantik
Sebagai Kapolri, ia tidak sekali dua ia menghadapi godaan suap. Salah satunya dari seorang pengusaha cantik yang terbukti terlibat dalam sebuah kasus penyelundupan. Ia meminta agar perkaranya dihentikan. Ia mengajak damai. Berbagai hadiah mewah dikirim ke rumah Hoegeng. Setiap ada hadiah yang datang, langsung dikembalikan kepada pengirimnya. Namun si wanita ternyata mempunyai semangat juang tak kenal menyerah. Ia terus mendekati Hoegeng. Anehnya, koleganya di kepolisian dan kejaksaan malah mendukung wanita itu. Belakangan ia menerima berita, pengusaha itu ok saja menghabiskan malam dengan pejabat agar aksi penyelundupannya lancar.

Bandar Judi
Tahun 1955 Kompol Hoegeng mendapat perintah tugas pindah ke Medan. Belum lama ia menginjakkan kaki di Belawan, seseorang mendekatinya. Ia mengucapkan selamat datang serta mengatakan ada hadiah dari para pengusaha berupa mobil dan rumah. Hadiah itu ditolaknya. Ia lebih memilih tinggal di hotel menunggu sampai rumah dinasnya siap. Saat rumah dinasnya sudah siap, bukan main terkejutnya Hoegeng. Ternyata rumah dinas itu sudah lengkap isinya dengan barang-barang mewah. Ternyata itu ulah orang yang pernah menemuinya di Belawan. Ia meminta agar semua barang mewah itu dikeluarkan dari rumahnya. Setelah permintaannya tidak digubris, dia memerintahkan polisi pembantunya dan para kuli angkut mengeluarkan barang-barang itu dari rumahnya dan ditaruh begitu saja di depan rumah. Hoegeng geram mendapati para polisi, jaksa dan tentara disuap dan hanya menjadi kacung para bandar judi. “Sebuah kenyataan yang amat memalukan,” ujarnya geram.

Rekening Kurus
Menurut Anda berapa kira-kira jumlah uang yang ada di dalam rekening Hoegeng?
Tahun 1971 Hoegeng dicopot dari jabatannya. Setelah serah terima jabatan, dia mengembalikan seluruh inventaris milik kepolisian. Jenderal Polisi M Hasan, penggantinya sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuannya. Kisah ini ditulis dalam biografi Hoegeng, Polisi: Idaman dan Kenyataan karya Ramadhan KH dan Abrar Yusra terbitan Pustaka Sinar Harapan.

“Kamu kok gila-gilaan, kok, semua barang kamu kembalikan?” kata Hasan.
“Habis kan memang bukan milik saya”.
“Kamu masih punya mobil?” tanya Hasan lagi.
“Ya enggak dong” kata Hoegeng.
“Pergi ke mana-mana naik apa nanti?” Hasan geleng-geleng lagi.
“Naik mercedes,” Hoegeng ketawa. “Naik bis kotanya Ali Sadikin (gubernur DKI saat itu).”
Hasan terdiam. Dia menatap Hoegeng terharu. Mungkin sedih membayangkan nanti jenderal polisi ini harus kemana-mana naik bus. Betapa menyedihkan. Dengan suara berat Hasan menawarkan meminjamkan Hoegeng mobil. Dia tahu Hoegeng pasti menolak kalau diberi cuma-cuma.

Jadi Pelukis
Selepas dipensiunkan dari jabatannya sebagai Kapolri, dia tetap diberi uang pensiun dengan nominal amat kecil selama puluhan tahun. “Sampai 2001 pensiunan bapak cuma sepuluh ribuan. Setelah 2001 ada penyesuaian jadi satu jutaan,” kata anak Hoegeng, Aditya Hoegeng selepas peluncuran buku ayahnya berjudul ‘Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan’.
Dalam acara Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Pada 14 Juli 2004.
Tentu dengan uang sejumlah ini, Hoegeng mati-matian menghidupi istri dan tiga anaknya. Setelah dipensiunkan di umurnya ke 49, Jenderal ini banting setir menjadi pelukis.

“Dari pensiun hidup dari melukis kadang lukisannya dijual,” tambah anak lelaki satu-satunya ini.
Tahun demi tahun keluarga Hoegeng melalui harinya dengan sulit. Namun ekonomi pas-pasan tak membuat diri dan keluarganya menyerah pada keadaan dan menggadaikan ideologinya.
“Kami enggak pernah merasa seperti anak pejabat. Di balik bapak ada istri yang hebat,” kenang Aditya.

Bangga jadi Anak Hoegeng
Hoegeng tak pernah mengistimewakan anak-anaknya. Jangankan mobil, motor saja mereka tak punya. Kontras benar dengan anak-anak pejabat yang lain. Padahal anak jenderal.
“Kami juga ingin punya kendaraan bermotor atau mobil. Namun pikiran seperti itu bisa kami atasi dengan cara hidup kami yang sederhana,” kata Aditya dalam sambutannya untuk buku Hoegeng, Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa terbitan Bentang (hal 263).

Semasa kuliah, Aditya bekerja di sebuah bengkel dan toko suku cadang milik Henky Irawan, pembalap terkemuka saat itu. Aditya tak malu, yang penting halal. Uang itu digunakan untuk menambah biaya kuliahnya.
“Bapak tak melarang saya bekerja di mana pun. Beliau hanya berpesan, dimana pun dan apa pun posisimu, bekerjalah dengan benar,” beber Aditya menirukan ayahnya.

Hoegeng pun melarang Aditya masuk polisi, atau memberikan katebelece agar anaknya bisa diterima di Akademi Angkatan Udara. Baginya itu haram. Aditya sempat marah pada ayahnya. Tapi dia kemudian paham maksud bapaknya yang mengajari soal integritas.
“Kami bertiga bangga jadi anak Hoegeng Imam Santosa,” kata Aditya.

====

Hoegeng diberhentikan dari jabatannya sebagai Kapolri pada 2 Oktober 1971. sebelum masa jabatannya sebagai Kapolri  habis.

“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.

Pria yg pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah. Rumah dinas menjadi miliknya atas pemberian dari Kepolisian. Beberapa Kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yg kemudian menjadi satu-satunya mobil yg ia miliki. Pengabdian yg penuh darinya membawa konsekuensi bagi hidupnya sehari-hari. Pernah dituturkannya sekali waktu, setelah berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu dia tidak tahu apa yg masih dapat dimakan oleh keluarga karena di rumah sudah kehabisan beras.

Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.

Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarganya. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.

Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun. Ia meninggal karena penyakit stroke dan jantung yang di deritanya.

Itulah sekadar beberapa catatan kenangan untuk Pak Hoegeng. Seorang yang hidupnya senantiasa jujur, seorang yg menjadi simbol bagi hidup jujur, dan simbol bagi kejujuran yg hidup.

sumber:
komisikepolisianindonesia.com
asaltulastulis.blogspot.co.id
merdeka.com
merdeka.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.