Suka Duka Trainer. Tiap trainer / fasilitator / instruktur pasti punya pengalaman unik sendiri-sendiri. Berikut pengalaman yang pernah saya alami saat menjadi co-fasilitator beberapa tahun lalu.
BALI! Asiiik. Akan ada kelas di Bali dalam beberapa hari ke depan. Saya di assign untuk menjadi co-fasilitator. Fasilitatornya tentu saja yang jam terbangnya sudah tinggi karena level pesertanya rata-rata bukanlah orang yang baru bekerja 1 sampai 2 tahun. Sementara jam terbang saya belumlah banyak. Seperti pilot, mesti sering-sering tandem dengan pilot senior agar terasah skillnya. Bagaimana membuka kelas, bagaimana merespon pertanyaan, bagaimana melakukan probing, bagaimana menghidupkan suasana, dan lain sebagainya.
Turun dari pesawat kami langsung disambut angin yang sejuk di bandara Ngurah Rai. Lebih sejuk lagi saat sampai di hotel yang hanya melangkah beberapa meter ke depan sudah bertemu dengan pasir yang bermain-main dengan ombak laut. Pokoknya, asiklah. Namun, tidak bisa lama-lama karena harus melakukan persiapan buat kelas besok. Ngecek ruangan, slide, projector, sound system, peserta dan lain-lain. Larut malam baru selesai karena disambi ngobrol dan bertukar pikiran.
Esok harinya, Alhamdulillah kelas berjalan lancar. Beberapa waktu sebelum mulai saya konfirmasikan kepada fasilitator, “Pak, persiapannya begini, slidenya ini, untuk aktivitas ini alatnya disini, dan untuk keperluan ini sudah saya siapkan disini. Pokoke amunisi fasilitator sudah lengkap. Namun, beberapa hal kecil yang umum terjadi masih terjadi. Karena duangannya yang over capacity, maka pendingin ruangan mesti dihidupkan semua. Selagi fasilitator ngajar, saya ngalor ngidul cari orang yang handle AC. Ketemu! Akhirnya remotenya saya pegang. Celakanya, ACnya gak bisa swing, jadi manteng aja ke satu tempat. Jadi, yang pas duduk di tempat itu kedinginan. Jadi, pas ruangan mulai panas, AC saya besarkan, pas ruangan mulai dingin, AC saya kecilkan. Begitulah kira-kira sampai beberapa waktu. Sampai peserta yang di bawah AC kalo saya kelupaan mengecilkan, saya dipanggil,”Mas, AC-nya.. Mas.” Jadi, hari itu saya ngetop sebagai ‘teknisi AC’ karena kalo manggil teknisi AC yang asli suka lama.
Naaah, dihari kedua, saya mendapat kepercayaan untuk mengisi 1 sesi. Sejak pagi sudah diumumkan bahwa sesi ini akan dibawakan oleh saya. Seperti biasa, namanya juga orang baru, sedikit banyak tatapan mata peserta yang terlalu serius membuat saya kikuk. Namun, yang mengejutkan saya bukan masalah itu. Karena tiba-tiba ada yang mengangkat tangan. Wah, ada yang bertanya nih, asik, baguslah, berarti saya berhasil membuat peserta tertarik untuk mengetahui materi labih jauh.
“Ya Bu”, saya merespon Ibu yang bertanya yang sedari kemarin duduk di bawah AC.
“Mas, AC-nya.. Mas” aduh…! Ini pasti gara-gara kemarin saya terlalu aktif jadi ‘teknisi AC’.
Suka Duka Trainer. Gambar: fachri-base.blogspot.com