Pada jaman dahulu kala, tersebutlah sebuah perusahaan tradisional pembuat sisir dengan nama PT botakitulebihindah.com.
Sisir buatan mereka terkenal karena keajaibannya. Jika orang menggunakannya, ia akan segera tahu apakah rambutnya sehat atau tidak. Sisir yang mereka buat mempunyai 100 gigi. Jika si pemakai setiap kali menyisir rambutnya dan tidak ada rambut yang rontok (alias rambutnya sehat) maka sisir itu jumlah gigi sisirnya akan utuh. Tetapi, jika si pemakai rambutnya ternyata tidak sehat (rontok) maka setiap 10 helai rambut yang rontok, maka satu gigi sisir yang ada pun akan tanggal. jadi, kalau seseorang rambutnya sudah rontok sebanyak 1000 helai, maka sisir ini akan ‘ompong’ karena giginya sudah habis. Dan, orang tersebut harus segera membeli sisir yang baru.
Sisir fenomenal ini ternyata banyak disukai konsumen. Mengapa? karena selain mempunyai fungsi fungsional yaitu untuk menyisir rambut, juga mempunyai fungsi gengsional. Kira kira, penjelasannya seperti ini:
FUNGSI FUNGSIONAL
1. mereka tahu bahwa rambutnya sehat atau tidak dari sisa gigi sisir yang masih ada
2. mereka dapat segera melakukan pengobatan apabila gigi sisir ajaib mulai tanggal
3. Jika gigi sisir sudah habis dalam waktu kurang dari sebulan, berarti rambut mereka tidak sehat
FUNGSI GENGSIONAL
Karena keajaibannya, sisir ini banyak digunakan untuk lomba kecantikan dan kesehatan rambut. Di lomba-lomba rambut sehat dan iklan TV, tidak lagi diperlukan juri dan bintang iklan dari luar negeri. Tidak dibutuhkan budget iklan yang waaaah banyaknya. Dan sisir ini menjadi alat yang bagus bahwa iklan rambut sehat itu tidak melulu orangnya harus keramas, cukup pakai sisir ini kapan pun dan dimana pun. Apapun bentuk rambutnya, yang penting… tidak rontok.
Selain itu, rambut sehat itu tidak selalu harus rambut lurus lho… rambut keriting mbulet ruwet selama tidak rontok.. itu bagus. Terserah shampoonya apa, atau tidak pernah keramas juga gak apa-apa lho.. selama tidak rontok! Pesannya jelas. Rambut sehat=tidak rontok.
Suatu ketika, karena ingin mengembangkan pasar ke negeri dimanarambuttidakpernahtumbuh yang terkenal sulit bagi perusahaan sisir mana pun, maka perusahaan mengadakan sayembara bagi para salesmannya dengan hadiah utama yang cukup besar. Maka diadakanlah sayembara yang diikuti oleh para salesman terbaik mereka: Asep, Bojay, Cenut.
“Para salesman sekalian, reputasi kalian selama ini sudah teruji dan terbukti sebagai salesman terbaik. Karena itu perusahaan ingin memberikan hadiah yang besar kepada kalian. Masalahnya adalah, hadiah ini cuma satu, sehingga hanya yang terbaik saja yang akan mendapatkan hadiahnya…” kata manajer Penjualan
Suasana hening. Mereka bertiga belum menangkap maksudnya. “Tugas kalian mudah, yaitu menjual sisir ini kepada para biksu.” Mereka bertiga berpandangan. Bingung. Biksu kan pada botak. bagaimana cara menjualnya?
Tak berapa lama kemudian mereka bertiga diarahkan ke tiga tempat yang berbeda. Diharapkan ketika senja tiba -tiga hari dari sekarang – mereka sudah kembali sambil membawa laporannya masing-masing.
Tiga hari kemudian
“Asep, kamu bisa jual berapa?”
“Satu, Pak”
“Kok bisa? Memang kamu jualannya gimana?”
“Bapak perintahnya aneh, biksu kan botak pak, ya mana ada yang mau beli sisir saya. Karena kasian aja akhirnya mereka beli satu. Itu pun saya sudah pakai jurus terakhir: tampangmemelastiadaharapan
“Bojay?”
“Sepuluh, Bos,” katanya tersenyum bangga sambil melirik ke Asep.
“Gimana cara kamu jualan, kasi tahu Asep tuh.”
“Gini Bos, saya jualan bukan sama biksu, tetapi sama calon biksu.”
“Hmm.. gimana caranya?”
“Gampang bos, saya cegat calon biksu yang mau masuk, saya bilang sama mereka, kalau rambut sudah botak, tidak bisa disisir lagi lho, sisir ini buat mengenang kalau Anda pernah punya rambut yang sehat sebelum menjadi biksu. Gitu bos caranya.”
“Hmm.. good good gooood… Cenut?! kamu gimana jualannya, kok kepala kamu pada benjol? kayak habis digebukin,”
“E.. iya pak maaf… saya jualannya cuma seribu Pak, tapi banyak yang marah-marah ke saya karena stoknya kurang.. jadinya disangka saya nyembunyiin barang buat saya jual lagi kalo harga sudah naik. Jadinya ya bagini ini pak, pada benjol kepada saya.. aduh,.. masih sakit ni pak..”
Haaaah….???!!! Pak manajer, Asep dan Bojay terbelalak mendengar penjelasan Cenut.
“Apa? 1000? Masih kurang? gimana ceritanya?”
“Iya pak, gara-garanya karena biksunya pada botak, akhirnya saya sasarin sama pengunjung. Saya kerja sama pak sama kepala biksunya, supaya mereka juga mau bantuin saya promosi.”
“Caranya?” tanya pak manajer.
“Hari pertama saya melakukan pengamatan saja pak. Kemudian hari kedua saya ketemu sama kepala biksu. “Biksu, alangkah baiknya jika setiap pengunjung yang datang bisa memberi mereka sebuah cindera mata. Karena dengan cindera mata orang akan selalu ingat akan ajaran Budha yang dilakukan di tempat ini. Saya bilang bahwa saya punya sisir yang bisa ditandatangani sebagai cindera mata. Hari kedua saya disana dia pesan 700. Hari ini, karena kebetulan hari besar, dia minta pesanan lebih banyak. Tapi stok di gudang lagi kosong, jadi saya bawa cuma 300.. semua stok gudang saya bawa. Ketika saya kembali dari Wihara, banyak orang luar yang pingin jualan juga pak, tas saya ditarik-tarik, mereka mau beli sisir saya. Gak percaya mereka kalo sudah habis. Ya gini pak jadinya.”
Huahahahahaha… pak manajer tertawa keras mendengar cerita si Cenut.
Pelajaran berharga:
Ini adalah masalah paradigma. Ketika paradigma Asep dan Bojay telah membelenggu mereka, maka yang dibutuhkan adalah mencari cara bagaimana caranya keluar dari paradigma itu. Adalah wajar jika Asep dan Bojay berfikir seperti itu. Karena itu, untuk keluar dari paradigma yang biasa kita perlu berfikir yang tidak biasa. Berfikir tidak biasa akan mudah dilakukan jika dibiasakan.
Maka, marilah memulai kebiasaan yang baik dengan titik awalnya dari paradigma kita.
Sukses untuk Anda!
gambar: pulsk.com