Melejitkan Kompetensi EQ Anda.
Henry Ford terkenal sebagai pemimpin bisnis yang genius, tapi sikapnya begitu buruk sehingga punya banyak musuh. Bill Gates, nyaris dituntut karyawannya sendiri karena sikap arogannya. Steve Jobs, pernah terdepak dari perusahaan Apple yang ia dirikan sendiri gara-gara sikapnya. Dalam olah raga ada petenis John McEnroe yang karirnya pendek dan kurang mendapat simpati karena emosinya yang suka meledak. Begitulah, banyak telenta dan kepintaran menjadi sia-sia bahkan cenderung jadi masalah karena gara-gara Kecerdasan Emosional (EQ) yang bermasalah!
Nah, bicara soal EQ, dalam berbagai siaran radio maupun TV yang saya pandu, pertanyaan yang sering muncul adalah: bagaimanakah langkah sistematis mengembangkan EQ seseorang? Berikut inilah model 4 tangga Emotional Quality Management (EQM) yang saya sarankan:
1. Kesadaran (Emotional Awareness). Hal ini mencakup kemampuan seseorang secara sadar membuat pilihan atas hidupnya. Di tahap ini kompetensi terpenting adalah melatih kemampuan melatih pikiran (think) yang akan mempengaruhi perasaannya (feel). Berikutnya hal ini akan berdampak pula pada tindakannya (act). Di sini penting pula bagaimana orang memilih tidak menjadi manusia yang 3C (complain, criticized, condemn) terhadap lingkungannya tetapi yang penting ia bisa memutuskan untuk menjadi penyebab apa yang terjadi padanya. Sehingga, ia punya kendali atas sikap dan perilakunya.
Salah satu kisah bagus soal kesadaran diri adalah kisah putra Raja Louis XVI yang menolak hidup dalam martabat rendah. Padahal setelah ayahnya digulingkan, pangeran ini dimasukkan dalam tempat-tempat yang mengajarinya berjudi, mabuk-mabukan dan pelacuran. Tapi, ia tetap tidak terpengaruh. Kesadaran dirinya ia ungkapkan dengan kalimat, ”Saya memilih tidak terpengaruh karena saya sadar, saya adalah seorang raja.”
2. Penerimaan (Emotional Acceptance). Penerimaan diri merupakan salah satu tema penting untuk membangun rasa percaya diri kita. Dalam konsep Psikosibernetik yg dikembangkan dr Maxwell Maltx, ditekankan “untuk memiliki rasa percaya diri utuh yang ditampilkan keluar, orang harus mampu melihat dirinya berharga.”
Penerimaan diri yang baik adalah dasar berinteraksi secara sehat dengan orang lain. Perhatikan bagaiamana Oprah Winfrey menerima diri serta masa lalunya yang buruk secara positif. Bahkan, ia tak segan-segan menceritakan masa lalunya. Tetapi, justru penerimaan itulah yang membuatnya bisa tampil secara otentik dan ia pun dicintai dan dipuja orang.
3. Persaudaraan (Emotional Affection). Mencakup bagaimana kita berelasi dengan orang lain. Oleh Daniel Goleman, tahapan ini disebut kecerdasan sosial. Hal ini mencakup kemampuan berinteraksi dengan berbagai orang dengan tipologi berbeda, termasuk kemampuan membaca bahasa verbal & non verbal serta mengisi rekening bank emosi yang positif pada orang lain.
4. Penguatan (Emotional Affirmation) tahapan ini mencakup kemampuan memotivasi diri dan orang lain saat menghadapi tantangan. Tahapan inilah yang oleh Paul Stolz disebut sebagai Adversity Quotient atau kecerdasan menghadapi tantangan. Salah satu kisah terbaik soal ini adalah kisah penjual door to door terkenal, Bill Porter. Meski pun cacat semenjak lahir, kisah kesabaran dan kegigihan bahkan menginspirasi dibuat film tentangnya. Bahkan saat ini ia adalah top retail salesman di perusahaan sabun Watkins serta menguasai penjualan di empat wilayah di amerika!
Demikianlah, 4 tangga kecerdasan emosional ini bisa menjadi dasar acuan yang sistematis bagi anda yang ingin mengembangkan kecerdasan emosional. Dan mari kita selalu ingat IQ-lah yang membuat anda diterima bekerja, tetapi EQ-lah yang akan membuat anda dipromosikan!
Oleh: Anthony Dio Martin. Penulis adalah Managing Director HR Excellency
sumber: Human Capital Magazine, edisi 50 Mei 2008
gambar: accountablebooks.biz
Melejitkan Kompetensi EQ Anda