Kreatif

Kreatif

Kreatif  adalah bila kita menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat. orang kreatif selalu membawa makna atau tujuan baru dalam suatu tugas, menyelesaikan masalah atau memberikan nilai tambah. Oleh karena itu, orang bisa kreatif di bidang apa pun dia bekerja.

Proses Kreatif
Berikut adalah tahapan proses kreatif:

1. Persiapan. pada tahap ini yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi, berkonsentrasi, dan mengakrabkan diri sepenuhnya dengan semua aspek masalah.

2. Inkubasi. Beristirahat sejenak, mengesampingkan dahulu masalah, memberi waktu bagi pikiran untuk beristirahat dan mengumpulkan energi.

3. Iluminasi. ini adalah saat ‘Nah, ini dia jawabannya!’ Saat jawaban tiba-tiba muncul dan sering terjadi saat kita sedang benar-benar santai dan melakukan hal lain seperti: jogging, mandi atau menyetir mobil.

4. Implementasi. Menyelesaikan masalah praktis, berusaha memperoleh dukungan orang lain, menentukan berbagai sumber daya yang diperlukan.

Ciri Orang Kreatif
Banyak peneliti yang mempelajari orang-orang kreatif, dengan tujuan mencari persamaannya dan mencoba mencari tahu hal-hal apa saja yang membentuk kreativitas. Sebagian besar penelitian menunjukkan empat ciri khas orang kreatif :

1. Berani. Orang kreatif berani menghadapi tantangan baru dan bersedia menghadapi resiko kegagalan. Mereka penasaran ingin mengetahui apa yang akan terjadi. Richard L. Weaver II, dosen di Universitas Bowling Green. Pernah berkata, Kreativitas berarti kemauan berwisata di suatu wilayah yang baru.

2. Ekspresif. Orang kreatif tidak takut menyatakan pemikiran dan perasaannya. Mereka mau menjadi dirinya sendiri. T.J. Twitchell, konsultan keuangan, mengatasi kecemasannya akan cold-calling (menelepon konsumen untuk menawarkan jasa atau barang) dengan cara berdiri dan mengenakan topi penerbang bergaya pemain bisbol. Dengan demikian, dia dapat menganggap cold-calling sebagai suatu petualangan dan membantu dia menjadi salah satu pialang paling top.

3. Humor. Humor berkaitan erat dengan kreativitas. Jika kita menggabungkan hal-hal sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda, tak terduga, dan tidak lazim, berarti kita bermain-main dengan humor. Menggabungkan berbagai hal dengan cara yang baru dan bermanfaat akan menghasilkan kreativitas.

4. Intuisi. Orang kreatif menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam kepribadiannya. Mereka paham bahwa intuisi umumnya berasal dari sifat otak kanan, yang memiliki pola komunikasi berbeda dengan belahan-otak kiri.

Ciri psikologis lain yang umumnya dimiliki orang kreatif, yang diidentifikasikan David N. Perkins, Wakil Direktur Project Zero di Universitas Harvard, adalah:

• Dorongan untuk menemukan keteraturan dalam keadaan kacau-balau
• Minat menemukan masalah yang tidak umum serta penyelesaiannya
• Kemampuan membentuk kaitan-kaitan baru dan menentang anggapan tradisional
• Kemampuan menyeimbangkan kreasi gagasan dengan pengujian dan penilaian
• Hasrat untuk melenyapkan berbagai hal yang membatasi kemampuan mereka
• Termotivasi oleh masalah/tugas itu sendiri, bukannya oleh keuntungan lain, seperti uang, jabatan atau popularitas.

Sifat-sifat di atas dapat diajarkan dan ditumbuhkan, tetapi sistem pendidikan kita dewasa ini sudah sangat disibukkan oleh keterbatasan anggaran dan masalah sosio-ekonomi, seperti narkoba, anak putus sekolah, dan kejenuhan guru sehingga belum cukup perhatian dicurahkan untuk mengajar murid berpikir dan bertindak lebih kreatif. Murid tidak dirangsang untuk menemukan dan mendefinisikan bahwa masalahnya sendiri. Kekacauan tidak dianjurkan. Murid tidak diajari mencari dan menghargai lebih dari satu jawaban terhadap masalah. Terlalu banyak penekanan pada jawaban yang benar dan pemikiran yang “aman”.

Secara alamiah, anak-anak itu kreatif, tidak konvensional (tidak mengikuti adat). Penuh humor, dan mudah bosan. Sistem pendidikan kita menganjurkan disiplin, kepatuhan, dan pemberian jawaban yang sesuai dengan keinginan guru sehingga sifat-sifat alami tersebut sering padam.
Sistem sekolah yang menginginkan keteraturan dan kedisiplinan, serta anak yang menyesuaikan diri dengan sistem agar terhindar dari kegagalan dan tertawaan, akhirnya membentuk lingkungan yang sedang-sedang saja.

Rasa takut gagal mulai mendominasi sifat ingin tahu yang alami pada anak. Pelatihan kreativitas dapat menghapus akibat negatif sistem pendidikan kita, serta memungkinkan seseorang kembali ke sifat unik yang alami pada dirinya. Apabila seseorang telah menemukan kreativitasnya, mereka cenderung menjadi mandiri. Percaya diri, berani mengambil risiko, berenergi tinggi, antusias, spontan, suka berpetualang, cermat, selalu ingin tahu, humoris, suka bermain, dan polos seperti anak-anak.

Walaupun mengenali sifat-sifat yang mendorong kreativitas merupakan hal yang penting, lebih penting lagi mengingat bahwa kita semua terlahir dengan kemampuan mencipta. Memahami proses kreatif dapat meningkatkan kemampuan kreatif kita.

Kendala menumbuhkan sifat kreatif
Agar potensi kreatif kita dapat berkembang kita perlu melewati rintangan psikologis yang menghalangi kita menggali kemampuan kreatif kita. Rintangan terbesar adalah suara-suara dalan benak kita yang terus menerus menyebut alasan mengapa kita tak bisa melakukan sesuatu serta alasan mengapa sesuatu yang akan kita lakukan tidak akan berhasil. Eugene Raudsepp menamai suara dalam diri kita ini mindyapping (mencereweti pikiran). Roger Von Oech menyebut kendala ini sebagai pengunci mental. Menurutnya ada 10 pengunci mental kreatif yaitu:

1. Jawaban yang benar. Sepanjang hidup kita selalu diajari untuk ‘mencari jawaban yang benar’.

2. Itu tidak logis. Menerapkan logika terlalu awal dalam proses kreatif akan menutup berbagai jalan pikiran.

3. Ikuti aturan. Aturan itu penting. Tetapi terkadang kita perlu ‘meminggirkan’ aturan agar ada ruang bagi munculnya pikiran kreatif.

4. Bertindak praktis. Ini sama dengan mengkritik. Mengkritik terlalu dini adalah sumber matinya gagasan. Terkadang gagasan paling bodoh sekali pun bisa menjadi karya besar.

5. Menghindari keambiguan. Jika gagasan atau fakta memiliki makna ganda atau kabur, pikiran kita akan bekerja lebih keras, menggali dan mencari-cari kaitan atau pola baru. Proses ini menuju ke berbagai temuan atau gagasan baru.

6. Melakukan kesalahan itu tidak baik. Jika takut melakukan kesalahan, Anda tidak akan memperoleh kesempatan. Kreativitas membutuhkan lompatan ke ruang yang tak di kenal yang sering berakibat pada kegagalan.

7. Bermain-main tanda ceroboh. Bermain-main dengan bahan atau gagasan merupakan dasar proses kreativitas.

8. Itu bukan bidang saya. Banyak sekali penemuan besar yang terjadi saat seseorang sedang ‘berkeliaran’ di suatu bidang baru.

9. Jangan bodoh. Bersikaplah bodoh dan konyol. Kebodohan ini tidak akan berlangsung lama. PAda akhirnya Anda akan kembali pada logika Anda.

10. Saya tidak kreatif. Bagaimana Anda tahu? Anda terlahir kreatif. Kreativitas Anda tetap disana,.. menunggu.

Halangan lain adalah Sikap sok ahli. Merasa paling tahu. Jika kita menganggap kita sudah tahu akan suatu masalah atau persoalan, maka kita menutup kemungkinan hadirnya gagasan baru dalam diri kita. Rintangan utama menuju kemajuan bukanlah ketidaktahuan tetapi suka merasa sudah tahu.

sumber : Joyce Wycoff, Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran, Kaifa, 2003
gambar: hdwallpaperswow.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.