Faktor Penghambat Menulis (writer’s block).
Pernahkah Anda duduk berjam-jam sedang berencana menulis sesuatu tetapi tidak menghasilkan satu kalimat pun? Terlepas apakah Anda seorang penulis atau bukan, kejadian ini tidaklah menyenangkan. Berharap mendapatkan bahan tulisan, ee.. malah duduk bengong tidak menghasilkan apa-apa. Setelah diteliti, ternyata ada empat penyebab seseorang terhambat ketika menulis. Kejadian ysng menghambat ini disebut dengan writer’s block.
Dalam upaya mereka untuk memahami Faktor penghambat menulis, psikolog Jerome Singer dan Michael Barrios mempelajari sekelompok penulis yang terblok dan tidak terblok dari berbagai genre penulisan, dari penulis puisi hingga penulisan skenario film. Sayangnya mereka hanya memperlajari penulis profesional. Jadi kalo Anda yang berprofesi bukan penulis, maaf ga dibahas, tapi Anda bisa juga memakai tipsnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penulis yang terblok semuanya menunjukkan dua gejala yang konsisten untuk setidaknya dalam waktu tiga bulan yaitu: Pada tingkat konkret, mereka tidak menulis, dan pada tingkat holisktik (yg lebih luas), mereka merasa tidak mampu menulis.
Setelah satu bulan melakukan wawancara dan melakukan pengujian yang ekstensif, Singer dan Barrios menemukan bahwa semua penulis yang terblok ternyata tidak bahagia, meski dengan alasan yang berbeda-beda. Banyak dari mereka yang sangat kritis terhadap diri sendiri (terlalu menuntut kesempurnaan kepada diri sendiri) dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan, juga depresi. Singer dan Barrios menemukan empat penyebab dasar dari ketidakbahagiaan yang mereka alami yaitu:
1. Apatis: Orang-orang ini berusaha keras untuk menemukan ide menulis dari melamun / menghayal / mencari ide / menemukan percikan kreatif. Mereka mencari sesuatu yang ideal, karena buat mereka, tulisan itu harus sesuai dengan seperangkat aturan dan regulasi yang ketat (Meski sebenarnya aturan ini tidak ada). Bahasa sederhananya, menyulitkan diri sendiri.
2. Marah: Orang orang ini – yang sering mempunyai kecenderungan narsis – akan marah, kesal, ketika mereka sedang berjuang untuk mengatasi blok yang terjadi. Mereka tidak ingin menerbitkan, mempublikasikan sesuatu kecuali mereka mendapatkan imbalan. Imbalan bisa berupa materi atau immateri. Bahasa sederhananya, kesel sama diri sendiri.
3.Cemas: Para penulis ini merasa sangat cemas, jangan jangan tulisannya tidak cukup bagus. Dan itu membuat proses menulis menjadi tidak menyenangkan, stress. Bahasa sederhananya, ketinggian ngayalnya, jadinya gak nulis-nulis.
4.Konflik dengan orang lain: Para penulis ini bisa membuat kegaduhan dengan orang lain yang ada disekitarnya. Mereka tidak suka bila ada yang membandingkan mereka dengan orang lain, baik negatif ataupun positif.
Untungnya, para peneliti juga menemukan bahwa terlepas dari akar penyebabnya yang berbeda-beda, Faktor penghambat menulis dapat diobati. Singer dan Barrios menemukan bahwa selama mereka terblok, para penulis ini masih dapat melakukan hal-hal untuk memicu kreativitas sederhana seperti: visualisasi, menulis bebas dan aktivitas ringan lainnya. Aktivitas-aktivitas ini ternyata dapat mengobati sisi emosional sehingga dapat mengurangi writer’s block yang terjadi.
sumber: curiosity.com
gambar: writingcooperative.com