Evaluasi training yang sering digunakan adalah model yang diperkenalkan oleh Kirkpatrick atau yang lebih dikenal dengan The Kirkpatrick Model.
Model ini dibuat oleh Donald Kirkpatrick, PhD untuk mendefinisikan empat level dalam evaluasi training. Empat level tersebut adalah:
Level 1 – Reaction
Level 1 mengumpulkan pendapat tentang pengalaman belajar setelah acara pelatihan atau kursus selesai. Pertanyaan-pertanyaan umum yang diajukan menyangkut sejauh mana pengalaman itu berharga ( tingkat kepuasan), apakah mereka merasa terlibat, dan apakah mereka merasa pelatihan itu relevan dengan kondisi mereka masing-masing. Penyelenggara pelatihan menggunakan umpan balik ini untuk mengevaluasi tingkat efektivitas pelatihan, persepsi peserta, potensi peningkatan kualitas pelatihan di masa depan, dan justifikasi untuk biaya pelatihan. Berbagai sumber memperkirakan bahwa sekitar 80 persen acara pelatihan mencakup evaluasi Tingkat 1. Biasanya hal ini dilakukan dengan memberikan lembar feedback untuk peserta.
Level 2 – Learning
Level 2 evaluasi training mengukur sejauh mana peserta memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimaksudkan sebagai hasil dari pelatihan. Level ini digunakan oleh instruktur dan penyelenggara pelatihan untuk menentukan apakah tujuan pelatihan terpenuhi. Hanya dengan menentukan apa yang dipelajari peserta pelatihan, dan apa yang tidak mereka pelajari, penyelenggara dapat melakukan perbaikan yang diperlukan. Level 2 dapat diselesaikan sebagai evaluasi pre dan post, atau hanya sebagai evaluasi post saja. Biasanya dilakukan dengan memberikan pre test dan post test. Kemudian akan dievaluasi seberapa banyak peningkatan yang terjadi, tingkat pertumbuhan dari materi yang diberikan.
Level 3 – Behavior
Level 3 mengukur sejauh mana perilaku peserta berubah sebagai hasil dari pelatihan dengan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari pelatihan. Pengukuran ini merupakan cerminan apakah peserta benar menerapkan materi pelatihan. Jika terjadi kegagaln bagaimana? Kegagalan perubahan perilaku dapat juga disebabkan oleh keadaan lain seperti keengganan individu untuk berubah. Evaluasi Level 3 melibatkan pengukuran perilaku peserta sebelum dan sesudah sesi dijalankan.
Level 4 – Result
Level 4 berupaya menentukan hasil nyata pelatihan seperti: pengurangan biaya, peningkatan kualitas dan efisiensi, peningkatan produktivitas, retensi karyawan, peningkatan penjualan, dan semangat kerja yang lebih tinggi. Meskipun tolok ukur seperti itu tidak selalu mudah atau murah untuk diukur, melakukan hal itu adalah satu-satunya cara agar penyelenggara pelatihan dapat menentukan laba atas investasi (ROI). Salah satu tantangan yang umum adalah: Bagaimana mengidentifikasi bahwa hasil yang ada ini benar-benar dari hasil dari pelatihan yang pernah dijalankan. Ini mudah untuk hard skill, tetapi sulit sekali diukur untuk soft skill. Level 4 membutuhkan pengukuran sebelum dan sesudah acara dari tujuan pelatihan.
sumber: trainingindustry.com
gambar: elearning.adobe.com