Disiplin eksekusi telah membuat kereta peluru Sinkansen menuai pujian warga dunia dalam hal ketepatan waktu, kenyamanan, dan keamanan. Selama 50 tahun lebih, persisnya sejak 1964, Shinkansen memiliki reputasi sebagai kereta cepat yang tepat waktu, nyaman, dan aman.
Di balik keberhasilan itu, ada hal-hal yang dapat menjadi pelajaran bagi kita orang Indonesia. Dari sebuah situs Jepang, yaitu tsunagujapan.com, ada sebuah artikel yang menjelaskan tiga rahasia suksesnya Shinkansen.
Dijelaskan bahwa ketiga rahasia itu adalah: masinis mempunyai keterampilan tingkat tinggi, petugas kebersihan yang istimewa, dan sistem pengecekan keamanan yang rinci. Tentu ini membuat kita tersenyum, sebab ketiganya bukanlah sesuatu hal yang ajaib sehingga disebut rahasia. Ketiganya adalah tindakan eksekusi yang dijalankan secara disiplin. Semuanya hal-hal yang masuk akal.
Artikel itu termuat dalam tautan berikut: https://www.tsunagujapan.com/3-secrets-behind-the-wonders-of-the-shinkansen-japanese-bullet-train/. Isinya menjelaskan tiga rahasia dengan rincian masing-masing. Kita bisa menggantikan kata “rahasia” dengan kata-kata “disiplin eksekusi”:
Disiplin eksekusi 1: Masinis dengan keterampilan tingkat tinggi
a. Perhitungan kecepatan selalu ekstra akurat
Kereta Tokaido shinkansen per harinya menjalankan sebanyak 400 perjalanan. Itu berarti rata-rata setiap 3 menit diberangkatkan satu rangkaian kereta. Karena jeda yang pendek antara satu kereta dengan kereta berikutnya, maka sangat penting artinya keberangkatan kereta tepat waktu.
b. Berlatih secara berkala dalam menghadapi kejadian tak terduga
Masinis harus menjalani latihan dengan simulator secara berkala, agar mereka dalam kondisi selalu terlatih dan siaga.
Disiplin eksekusi 2: Petugas kebersihan yang istimewa
Ketepatan waktu dan kenyamanan bagi penumpang, bukanlah semata pekerjaan para masinis. Petugas kebersihan menjadi faktor sangat penting, bersama masinis, dalam hal membantu ketepatan waktu dan menyiapkan kenyamanan bagi penumpang. Untuk setiap pemberhentian hanya ada waktu kurang dari 10 menit bagi semua petugas kebersihan membersihkan semua gerbong kereta. Dalam tempo sembilan menit atau sembilan setengah menit, kursi kereta sudah harus berbalik arah, semua sampah di keranjang telah diambil, semua kotoran di lantai dibersihkan, dan jok kursi harus dalam keadaan rapih. Pujian atas cara kerja mereka diberikan oleh Presiden TGV (Kereta kilat Perancis) yang ketika mengunjungi Shinkansen berkata; “Tidak ada bandingannya bagi Shinkansen. Saya ingin membawa serta para petugas kebersihan Shinkansen ke Perancis.” Jika Anda ingin tahu kecepatan kerja mereka, silakan klik ini: https://www.youtube.com/watch?v=e44MexbORvg
Disiplin eksekusi 3: Sistem pengecekan keamanan yang rinci
a. Inspeksi dalam 4-lapis
Ada empat lapis cara pemeriksaan keamanan Shinkansen. Pertama adalah pemeriksaan dua hari sekali. Petugas memeriksa dengan mata dan tangan mereka. Mereka melihat dan meraba atau menyentuh rem kereta, maupun pantograph. Kedua, pemeriksaan setiap bulan, yaitu uji lengkap atas shinkansen. Dalam keadaan mesin hidup diperiksa teliti bahwa setiap bagiannya berfungsi normal. Setiap enam bulan sekali mesin dan roda dilepaskan dari badan kereta. Diperiksa teliti apakah ada pelemahan atau problem lain. Dan terakhir adalah pemeriksaan setiap tiga tahun, yaitu kereta dipreteli habis lalu diteliti dan diperiksa yang kesemuanya memakan waktu setengah bulan. Sesudah itu kereta dicat kembali sehingga terlihat baru.
b. Uji kereta dalam kecepatan tinggi
Ada sebuah kereta yang berwarna kuning yang disebut Dr Yellow yang berjalan dalam kecepatan 270 km perjam untuk memeriksa kondisi rel, kondisi kabel/antena di atap kereta, dan sinyal-sinyal.
c. Mesin penggantian ballast pertama di dunia
Jepang adalah penemu pertama mesin pengganti ballast yang mengganti/menukar ballast setiap malam untuk menjaga kualitas.
Terlihat bahwa dari tiga disiplin itu, yang jelas-jelas menyebutkan penanggung-jawabnya adalah disiplin eksekusi 1 dan 2. Adapun disiplin eksekusi ke-3, meski tak menyebutkan orangnya, tetapi sub yang pertama yaitu inspeksi dalam 4 lapis sangat berkaitan dengan manusia. Manusialah yang menjalankan inspeksi itu. Sub yang kedua dan ketiga masing-masing menyebutkan cara dan alat. Lagi-lagi ini pun dikerjakan oleh manusia. Sehingga, dalam hal ini, faktor manusianya menjadi amat penting.
Jelaslah bahwa menyangkut eksekusi sebuah program, manusia menempati faktor utama dalam menjalankannya. Alat secanggih apa pun jika pelakunya kurang disiplin, maka eksekusi tidak berjalan dengan baik dan optimal.
Demikian juga dengan strategi. Sehebat apa pun sebuah strategi, jika disiplin eksekusi tidak dijalankan dengan baik, maka tidaklah bisa diharapkan hasil yang memuaskan.
Hendri Ma’ruf
hendrimaruf@gmail.com
Sumber ilustrasi: japan-guide.com