Berbisnis Harus Naik Kelas. Tulisan ini ditulis oleh Rhenald Kasali di bagian Pendahuluan buku Wirausaha Muda Mandiri Ketika Anak Sekolahan Berbisnis.
Rocca Di Papa, sebuah kota yang sejuk di daerah perbukitan yang terletak satu jam sebelah selatan kota Roma. Di tepi danau yang airnya biru itu, puluhan jenis burung berkicauan tiada henti. Angin semilir yang tertiup ke atas ke arah perbukitan membuat pemandangan menjadi semakin mengesankan. Tak ada yang menyangka pada salah satu bukit itu terdapat sebuah vila yang dioperasikan seorang gadis desa asal pulau Dewata.
Vila itu diberi nama asli pemiliknya: Dewi Francesca. Sambil meneguk secangkir kopi late, saya melihat suami Dewi mengoperasikan air mancur yang bisa melesat dari bawah bukit setinggi 15 meter. Dewi pun bercerita bagaimana ia bertemu suaminya dan membuka usaha di Rocca Di papa. Vila yang ramai diminati para honey mooners itu sudah fullbook hingga 2 tahun ke depan. Nuansa Bali yang dipadu interior Italia terlihat dominan.
Bagaimana kita menjelaskan seorang gadis desa anak seorang petani yang selepas sekolah bekerja sebagai seorang pelayan restoran di sebuah hotel di Bali, dapat menjadi seorang usahawan yang terhormat di luar negeri? Bagi kebanyakan orang hal itu adalah sebuah keniscayaan. Namun, kalau itu dijalani dengan tekun, maka akhirnya manusia menemukan juga “pintu keluarnya”.
Di tengah-tengah padang pasir di Mesir, saya memandang lama piramid-piramid besar yang dibangun begitu megah ribuan tahun silam. Melihat gambarnya saja sudah indah, apalagi Anda berada di hadapannya. kepada pasangan hidup yang menemani perjalanan, saya mengatakan,”Pantaslah Tuhan bersuara di tanah berpasir ini dan menyebar ke berbagai penjuru dunia.” Semua itu berawal dari keseriusan nenek moyang bangsa Mesir dalam mencari Tuhan. Dalam antropologi piramid, saya melihat sebuah perjalanan manusia mencari Tuhan, dan di dalam kitab suci, saya membaca bagaimana Tuhan bertutur kepada nabi-nabi besar. Tuhan pun datang karena manusia mengetuk pintuNya berkali-kali. Itulah esensi pencarian sesuatu dalam kehidupan. Manusia menemukan apa yang mereka cari.
Berbisnis Harus Naik Kelas
Malcolm Gladwell (2008) yang meneliti kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IQ yang dimiliki manusia, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, melainkan oleh dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai labirin kesulitan. Ia menyebut dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis. Dan temuan ini sejalan dengan apa yang dikatakan John C Maxwell dalam bukunya Talent is Never Enough (2007). Maxwell mengatakan bakat itu hanyalah sebuah kesempatan, namun untuk menjadi “sesuatu” bakat itu harus di asah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan menemukan pintunya. Namun, lebih dari itu, kesempatan atau sebuah potensi harus bergerak menemukan pintunya.
Maka dari itu, bergeraklah, bergegaslah, jangan hanya berpikir-pikir dan berpikir di atas kertas terlalu lama. Kembangkan imajinasimu dan carilah pintu-pintu itu. Ketuk satu persatu dan puluhan atau bahkan ratusan pintu yang Anda ketuk itu kelak akan ada “magnet” yang tertarik. Anda di undang masuk ke dalam karena aromanya “fit” dengan jiwa Anda. Namun, ruangan itu belum tentu berpintu ke arah dalam. Jangan-jangan ia cuma ruang penjaga gedung atau ruang tunggu yang hanya menjadi persinggahan sementara Anda. Anda harus keluar dan mencari pintu-pintu lainnya. Namun, apa pun yang terjadi, sebuah keyakinan telah terbentuk, bahwa dunia usaha welcome terhadap kehadiran Anda.
Maka sekali sebuah pintu ditemukan, wirausahawan sejati tidak langsung berpuas diri. Ia mencari pintu-pintu lainnya. manakala sebuah pintu terbuka, maka di dalam ruang itu terentang luas pintu pintu pilihan berikutnya. Dalam dunia kewirausahaan, “naik kelas” berarti berubah menjadi lebih baik. Mungkin awalnya dari dapur rumah sendiri atau dari kaki lima. Kata inspirator Paul Arden, “Siapa Anda tidaklah begitu penting. Namun, Anda yakin menjadi apa, itu jauh lebih penting.”
sumber: Wirausaha Muda Mandiri, Rhenald Kasali, Gramedia Pustaka Utama, 2010
gambar: internationaljournal.org
tag: Berbisnis Harus Naik Kelas