Awan Lentikular (Latin: Lenticularis ) adalah awan stasioner yang sebagian besar terbentuk di troposfer, biasanya sejajar dengan arah angin. Bentuknya mirip dengan lensa, piring atau UFO yang berbentuk piring terbang. Awan ini biasanya muncul di atas permukaan gunung seperti piring terbalik atau topi / caping. Awan ini mempunyai tiga tipe:
- altocumulus standing lenticular (ACSL) terbentuk di ketinggian 2000 – 7000 meter,
- stratocumulus standing lenticular (SCSL) terbentuk di ketinggian kurang dari 2000 meter, dan
- cirrocumulus standing lenticular (CCSL), dengan ketinggian bervariasi dari atas tanah.
Karena bentuknya yang unik, beberapa orang mengambil kesimpulan bahwa UFO bentuk piring terbang yang kadang tampak sebenarnya adalah awan lentikular ini.
Proses terbentuknya awan. Awan Lentikular akan mulai mulai terbentuk ketika ada arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan seperti pegunungan. Akibat adanya hambatan tersebut, maka arus udara akan bergerak naik secara vertikal menuju arah yang lebih tinggi. nah, jika arus udara yang naik tersebut mengandung banyak uap air, maka ketika mencapai suhu titik embun di puncak gunung, uap air yang terbentuk akan mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.
Namun, ada awan yang bentuknya tidak hanya satu topi / caping. Tertapi bentuknya berlapis-lapis seperti pancake. Ini terjadi karena udara yang naik terdiri beberapa lapisan ketinggian, sehingga ketika awan terbentuk, terjadilah bentuk seperti pancake tersebut.
Selain hambatan yang diakibatkan oleh gunung sehingga membentuk awan ini, hambatan tersebut juga berpengaruh terhadap terhadap arus angin yang datang secara horizontal yang kemudian akan menyebabkan defleksi yang membentuk gelombang gunung yang terjadi di belakang gunung (Leeward side). Gelombang gunung berasosiasi dengan terbentuknya turbulensi atau golakan udara, arus udara vertikal yang kuat serta pembentukan es.
Kombinasi arus vertikal yang kuat dan gesekan terhadap permukaan ini dapat menyebabkan terbentuknya awan rotor di bawah gelombang gunung. Rotor inilah yang menyebabkan terjadinya turbulensi hebat yang berbahaya bagi aktivitas penerbangan.
Di bagian atas lapisan gelombang gunung akan terbentuk “breaking wave” yang sama juga bahayanya bagi aktivitas penerbangan. Rotor dan breaking wave ini dapat terbentuk hingga puluhan kilometer dari awan Lenticularis di puncak gunung.
sumber: wikipedia, gambar: wikimedia, climate4life