Aspiring Entrepreneur adalah level berikutnya setelah Wantrepreneur. Jika wantrepreneur merupakan kesadaran dasar yang membuat seseorang mempertimbangkan untuk menjadi seorang pengusaha, maka berikut adalah pokok-pokok prinsip yang membedakan Aspiring Entrepreneur dari Wantrepreneur.
- Never Play A Victim. Jangan pernah menganggap sebagai korban. Di luar sana, ada orang-orang yang merasa ia adalah korban dari keadaan. Korban karena perlakuan orang lain kepada dirinya sehingga membuat dirinya menderita. Orang seperti ini tidak akan pernah bisa maju dan tidak akan pernah bisa bercermin dari kejadian yang menimpanya. Ia hanya menyalahkan dan menyalahkan. Di prinsip ini, kita harus membuang jauh-jauh hal itu. Kita tidak dapat mengontrol semua yang terjadi pada kita, tetapi kita akan selalu memiliki kendali atas pilihan yang akan kita lakukan. Belajarlah untuk mengedalikan emosi. Meski itu tidak mudah, kita harus mulai bisa mengendalikannya sebelum nanti kita menyesal karena kita gagal mengedalikannya. Mulailah belajar untuk mnenerima hal-hal yang sudah terjadi., maka kita akan memiliki kekuatan untuk mengubah banyak hal. Fokus pada apa yang dapat dilakukan daripada apa yang telah terjadi pada diri kita. mengapa ini penting? Karena kini cukup sulit untuk membuat bisnis, jadi jangan membuatnya lebih buruk dengan menganggap seluruh dunia memusuhi kita.
- There’s no silver bullet. Tidak ada jalan pintas kawan. Maaf, tapi begitulah kondisinya. Kalo ada yang berusaha lalu tiba-tiba sukses mendadak dan jadi kaya raya, kita perlu lihat lebih dalam kondisinya. Kan orang cepet kaya katanya cuma ada tiga caranya. 1) Terlahir kaya. 2) Dapat warisan. 3) Nikah sama orang kaya. Selain yang kita butuhkan cuma tiga: Kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas.
- Confidence is key. Kuncinya ya kudu percaya diri saat jadi entrepreneur. Kalo kita gak percaya sama diri sendiri, gimana orang lain akan percaya sama kita? Tanamkan bahwa kitalah orang terbaik yang ada untuk mewujudkannya.
- First impressions are permanent. Kesan pertama saat bertemu klien, akan diingat selamanya. Jika kita bisa membuatnya terkesan, maka ia akan menjadi klien yang paling ingin mendapatkan service nomor satu yang kita berikan.
- Don’t wait for permission. Maksudnya, saat akan melangkah dan melakukan ini dan itu, gak usah nunggu ‘restu’ atau pendapat orang lain. Bisa jadi hal itu dulu cocok untuk dia, tapi kan jaman berubah. Kalo kita rasa sudah bisa jalan, go ahead. Jita yang memutuskan, kita yang menjalankan. percaya deh, orang-orang akan mendukung selama kita tidak melebihi mereka. Jika melebihi? Hmm… hanya yang berjiwa besar yang akan mendukung. Camkan: banyak orang akan mencegah kita menjalankan ide kita. Jangan biarkan orang lain mendikte kita.
- Take massive action. Jika sudah mantap melangkah, mulailah. Tidak ada yang salah dengan coba-coba. Jangan berhenti. Setiap langkah kecil adalah kemajuan. Bisnis dibangun di atas momentum, jadi jangan pernah berhenti bergerak maju.
- Take risks. Jangan takut untuk mengambil resiko. Jika kita tidak mencoba, maka pasti hasilnya sama: gagal 100%. Ketika kita mencoba, maka probabilitasnya menjadi: gagal 50% : sukses 50%. Ingatlah bahwa orang yang sukses hari ini, dulunya pengambil resiko. Satu-satunya orang kaya yang menghindari resiko adalah mereka yang menerima warisan. Jangan takut kotor. Kotor itu belajar, kata iklan TV.
- The Golden Rule. Ingatlah The Golden Rule. Perlakukanlah orang lain seperti kita ingin diperlakukan. Maka orang-orang baik dan hebat di sekitar kita akan bertahan lama. Jika kita ingin orang-orang rajin, maka kita dulu yang harus memberi contohnya.
- Be dependable. Dapat diandalkan. Tepati janji, jangan mencla mencle. Bilang A, tapi arahnya ke B. Bilang kita harus jujur, tapi suka bohong. Percayalah, orang-orang akan tahu hal itu. Tapi mereka mungkin bertahan karena ada hal lain. Pada waktunya, mereka akan pergi juga.
- Procrastination kills. Jangan suka menunda. Percayalah, menunda masalah hanya akan memperparahnya dikemudian hari. Jangan tunda keputusan penting. Fokuslah pada yang paling utama. Kenapa ini jadi penting? Karena kadang kita tak punya cukup waktu untuk melakukan semuanya. Jadi, kita kudu memilih mana yang akan kita prioritaskan terlebih dahulu.
- Avoid trading time for money. Hindari mindset memperdagangkan waktu untuk uang. Jangan jadi budak uang, jadikan ia bekerja untuk kita. Hindari menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak mendukung ide dan membeli barang-barang yang terdepresiasi. Gunakan uang dengan bijak.
- Don’t reinvent the wheel. Maksudnya, jangan memecahkan sendiri masalah yang dihadapi yang pernah dihadapi dan diselesaikan oleh orang lain. Buat apa? Buang-buang waktu. Belajarlah dari yang pernah menghadapinya. Ini lebih efektif dan efisien. Meski tak sama 100%, kita masih bisa memodifikasi solusi yang akan digunakan.
- Be social. Langkah berikutnya untuk menjadi Aspiring Entrepreneurship adalah: jadilah makhluk sosial. Bergaul bro, jangan ngandelin diri sendiri. Sudah saatnya mengajak orang lain untuk terlibat. Mulailah dengan menjadi pendengar yang baik. Tanyalah jika tak paham. Kadang-kadang orang suka ditanya akan cerita yang mereka sampaikan dengan semangat. Tuluslah berkomunikasi. Jagalah hubungan yang telah terbangun.
- Own your mistakes. Menyadari kesalahan. Kita semua manusia dan kita semua pernah membuat kesalahan. Meski hal itu mungkiin itu tidak kita inginkan, ya.. mau bagaimana lagi, itu sudah terjadi. Satu-satunya cara: terima. Tidak ada cara yang lebih baik selain itu.
- You’re in sales. Hal pokok terakhir untuk menjadi Aspiring Entrepreneur adalah: Tidak peduli apapun yang kita kerjakan, kita adalah penjual. Semua orang adalah penjual sesuatu. ide, hasil, barang, dan lalin. Karena itu,m belajarlah menjual.
Inilah 15 hal pokok-pokok prinsip untuk menjadi Aspiring Entrepreneur.
Sumber dan gambar: startupbro, fabbaloo