Teori Hotelling – Kenapa minimarket suka sebelahan?

Teori Hotelling – Kenapa minimarket suka sebelahan?

Teori Hotelling. Dibalik eksekusi yang dijalankan selalu ada perencanaan yang baik yang didasarkan atas landasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu teori yang digunakan untuk menentukan suatu lokasi yang strategis bagi produsen adalah teori Hotelling. Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa “Konsumen lebih cenderung melakukan perdagangan dengan produsen apabila jarak lokasi konsumen dan produsen saling berdekatan.” Bahasa sederhananya: “kalo ada tempat belanja yang dekat, ngapain harus cari yang jauh?” Tentu saja dengan catatan barang yang dibeli identik dengan harga dan kualitas yang sama. Teori ini juga menjawab kenapa dua minimarket yang saling bersaing justru berada bersebelahan dan tidak saling jauh-jauhan. Apa ngga konflik? Nggak, selama syarat-syarat teori ini dipenuhi.

Teori Hotelling secara sederhana dijelaskan sebagai berikut:
Ada sebuah pantai yang berpasir putih dan berair laut yang jernih. Karena keindahan tempat itu, dalam waktu tak berapa lama, pantai itu menjadi tujuan wisata yang menyenangkan, sehingga banyak orang berlibur kesana. Melihat kesempatan terbuka lebar dihadapannya, A dan B, dua pedagang es krim berencana untuk berjualan es krim dengan gerobak dorongnya kesana.
“Mas, kamu diujung pantai sana ya,aku diujung sini, biar pembeli nanti belanjanya ke kita berdua aja,” kata A kepada B.
“Ok”, jawab B.
Maka, secara teori, A akan mendapat 50% calon pembeli dan B juga mendapatkan 50%. Ini tampak pada gambar 1 dibawah ini.

teori hotelling

Suatu ketika A menggeser dagangannya sedikit ke tengah pantai, karena ia melihat banyak orang disana. Dan pilihan lokasinya yang baru tepat! Ice creamnya laku lebih banyak dibanding biasanya! Tanpa disadari oleh A, ia membesarkan potensi pasar yang dimilikinya dan mengecilkan potensi pasar milik B. Ini tampak pada gambar 2 dibawah.

Lama-lama B mikir, kenapa A jadi gede ya dagangannya, jangan-jangan tempatnya yang baru membawa hoki. Akhirnya B memutuskan jualan di deket A, karena ia pikir ditempat itu membawa hoki lebih besar dibanding tempatnya sekarang. Jadi sekarang, A dan B dekat-dekatan jualannya. Bisa ngobrol-ngobrol juga tanpa takut pangsa pasarnya mengecil. Lho kok bisa? Apakah karena tempatnya yang bawa hoki?
Bukaaaan..

Tapi karena di tempat itu, potensi pasarnya paling besar jika dibanding di area lain di pantai itu. Coba deh lihat lebih detail ketiga gambar di atas.Gambar 1: potensi pasar A dan B sama sama 50 persen. Gambar 2, karena A menggeser posisinya ketengah, maka potensi pasar A membesar menjadi lebih dari 50 persen, yaitu dari: Pantai sebelah kiri adalah pangsa pasarnya, demikian pula sebagian di sebelah kanannya yang tadinya itu adalah pasar B. B mengecil pasarnya, karena dimakan A. Satu-satunya cara agar pasar B kembali semua adalah mendekati A, dimana itu adalah posisi tengah pantai. Sehingga A mendapatkan pangsa pasar 50% dari kiri pantai hingga ke lokasinya dan B juga mendapatkan 50% dari kanan pantai hingga ke lokasinya.

Jadi, kalo sekarang Anda melihat letak alfamart dan indomart sebelahan, sudah paham kan kenapanya?

sumber: Berlianty, Syahbandi, ITERA, vivifychangecatalyst.wordpress.com
gambar: researchgate.net idntimes.com
Teori Hotelling

Leave a Reply

Your email address will not be published.